Penulis Utama | : | Damara Putra Prasadana |
NIM / NIP | : | S221508013 |
ABSTRAK
Penyampaian pesan yang dilakukan oleh guru sering kali mengalami sebuah kendala. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui tentang gaya komunikasi yang dimiliki oleh guru. Penelitian ini menggunakan teori penetrasi sosial dan konteks tinggi. Sedangkan, konsep budaya yang digunakan adalah budaya reaktif, multi aktif dan linear aktif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemetaan terhadap gaya komunikasi guru. Proses pemetaan dilakukan dengan menggunakan teori penetrasi sosial dan konsep budaya. Penelitianstudikasusinimengambillokasi di Kota Surakarta, yaitu di SMPN 13 Surakarta. Metodeyang digunakan kualitatifdengandesainpenelitianstudikasus. Data utamadiperolehdariwawancaramendalamdantatapmukadengan10 guru di SMPN 13 Surakarta pada tahun 2017.Informan guru yang diteliti yaitu guru yang mengajar matapelajaran yang diujikan di Ujian Nasional yaitu Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa di dalam tahapan penetrasi sosial terdapat nilai budaya dangaya komunikasi yang berbeda-beda. Gaya komunikasi dan nilai budaya merupakan hal yang sangat berkaitan, sehingga pada saat guru menyampaikan pesan maka, tidak pernah akan lepas dari budaya yang dimiliki. Kesimpulan gaya Komunikasi guru dalam masa orientasi adalah asertif, hal ini dilaukan guru secara verbal atau lisan. Sehingga meniggalkan kesan baik, ramah dan hangat. Gaya Komunikasi di dalam masa mengungkapkan perasaaan bersifat asertif dan agresif. Gaya komunikasi asertif dilakukan guru dengan menggunakna bahasa formal. Sedangkan, gaya komunikasi agresif dilakukan oleh guru secara non-verbal. Komunikasi non-verbal dilakukan untuk merubah kondisi kelas menjadi lebih kondusif. Gaya Komunikasi di dalam masa mengembangkan perasaan cenderung bersifat asertif dan agresif. Gaya komunikasi asertif yang dilakukan oleh guru cenderung dilakukan dengan menggunakan contoh yang menarik dan lucu. Di sisi lain, gaya komunikasi agresif yang dilakukan oleh guru berbentuk ketegasan dalam berbicara. Gaya Komunikasi di dalam masa menjaga keintiman dan kepercayaan yaitug gaya komunikasi asertif. Di dalam fase kepercayaan, gaya komunikasi asertif dilakukan dengan cara guru berbicara secara lemah lembut dan terbuka. Saran dalam penelitian ini adalah berdasarkanrealitassosial yang berada di sekolah, guru dapatmenambahkompetensikomunikasi. Dalamhalinikompetensikomunikasidalammenyampaikanpesan.Dalammenyampai kanpesansebaiknyadibuatsemenarikmungkin, sebab agar dapatmenarikperhatiansiswa. Gaya komunikasi guru yang menariktentuakanmembuatsiswalebihperhatiandanfokussaat proses pembelajaranberlangsung.
Kata kunci: Gaya Komunikasi, Nilai budaya, dan Penetrasi Sosial
Penulis Utama | : | Damara Putra Prasadana |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S221508013 |
Tahun | : | 2019 |
Judul | : | Gaya komunikasi dalam penetrasi sosial (studi kasus gaya komunikasi guru dalam penetrasi sosial hubungan dengan siswa di SMPN 13 Surakarta) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2019 |
Program Studi | : | S-2 Ilmu Komunikasi (Teori dan Penelitian) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana-Prog. Magister Ilmu Komunikasi-S221508013-2019 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dra. Prahastiwi Utari, Ph.D, 2. Drs. Yulius Slamet, M.Sc., Ph.D. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|