Penulis Utama | : | Dimas Adika |
NIM / NIP | : | S131408005 |
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis klausa kompleks proyeksi dan terjemahannya dalam bahasa Inggris menggunakan pendekatan Systemic Functional Linguistics (SFL). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk proyeksi yang menyusun cerita rakyat Indonesia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris berikut fungsi proyeksinya, (2) teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan proyeksi dan (3) dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan proyeksi. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data berupa klausa kompleks proyeksi dari 13 cerita rakyat Indonesia dwibahasa dari empat penerbit berbeda (Little Serambi, Pustaka Pelajar, BKPBM dan Bintang Indonesia) dan juga berasal dari informan penilai kualitas terjemahan. Teknik pengumpulan data berbentuk analisis dokumen, kuesioner dan focus group discussion.
Proyeksi lokusi parataktik mendominasi cerita rakyat Indonesia dwibahasa diikuti oleh proyeksi lokusi hipotaktik, ide hipotaktik dan terakhir ide parataktik. Terdapat karakteristik khusus teks narasi cerita rakyat Indonesia beserta terjemahannya sehingga sehingga didominasi oleh proyeksi lokusi parataktik. Kemudian, seluruh fungsi proyeksi baik berupa proposisi (statement dan question) dan proposal (offer dan command) terdapat dalam penelitian ini. Setelah itu, ditemukan 15 teknik penerjemahan yaitu kesepadanan lazim, generalisasi, peminjaman, reduksi, eksplisitasi, transposisi, penambahan, modulasi, implisitasi, harfiah, partikularisasi, kreasi diskursif, amp.linguistik, adaptasi dan kompensasi.
Teknik penerjemahan mempengaruhi perubahan proyeksi pada tataran level dan fungsi proyeksi. Teknik implisitasi, reduksi dan penambahan memberikan peranan pada perubahan proyeksi pada sistem level, sementara teknik kreasi diskursif membuat fungsi klausa terproyeksinya berubah. Dari keseluruhan data proyeksi, teknik kesepadanan lazim, eksplisitasi dan peminjaman lebih mampu menjaga kualitas keakuratan terjemahan dengan baik. Sebaliknya, teknik harfiah, reduksi dan kreasi diskursif membuat makna terjemahan menjadi kurang akurat. Pada kualitas keberterimaan terjemahan, teknik kesepadanan lazim masih memberikan keberterimaan yang baik di BSa. Namun, teknik penerjemahan harfiah dan reduksi cenderung menjadikan kualitas keberterimaan terjemahan proyeksi cerita rakyat menjadi kurang baik.
Kata Kunci: Proyeksi, Teknik Penerjemahan, Kualitas Terjemahan, Cerita Rakyat