×
Salak merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dikembangkan di Kabupaten Sleman khususnya di Kecamatan Turi. Jenis salak yang banyak dibudidayakan adalah salak pondoh dan salak gading. Budidaya salak di Kecamatan Turi tidak terlepas dari beberapa kendala karena terdapat sebuah risiko produksi, harga dan pendapatan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya dan pendapatan yang diperoleh petani salak pondoh dan gading; mengetahui tingkat risiko produksi, harga dan pendapatan usahatani salak pondoh dan gading; serta mengetahui upaya penanggulangan risiko tersebut.
Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Penentuan lokasi secara pusposive sampling. Penelitian dilakukan pada Kecamatan Turi yang meliputi empat desa, yaitu Desa Wonokerto, Desa Girikerto, Desa Bangunkerto dan Desa Donokerto. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode proportional random sampling dan didapatkan 60 responden yang terbagi 30 responden salak pondoh dan 30 responden salak gading. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan usahatani, analisis risiko produksi, analisis risiko harga, analisis risiko pendapatan serta upaya penanggulangan risiko.
Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan petani salak pondoh yaitu Rp. 27.986.400/Ha dan salak gading sebesar Rp. 30.219.300/Ha. Rata-rata pendapatan yang diterima petani salak pondoh yaitu Rp. 18.434.800/Ha dan salak gading sebesar Rp. 37.313.600/Ha. Risiko produksi usahatani untuk luasan lahan 1 Ha salak pondoh adalah 0,04 dan salak gading sebesar 0,14. Risiko harga usahatani salak pondoh adalah 0,22 dan salak gading sebesar 0,1. Risiko pendapatan untuk luasan lahan 1 Ha usahatani salak pondoh adalah 0,82 dan salak gading sebesar 0,70. Usahatani salak pondoh lebih berisiko dibandingkan salak gading pada aspek harga dan pendapatan. Upaya penanggulangan risiko masih terdapat tidak kesesuaian dengan anjuran dari penyuluh pertanian.