×
Tugas Akhir budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) ini bertujuan agar dapat melaksanakan proses kegiatan usaha budidaya tanaman mentimun mulai dari proses pra panen sampai pada pasca panen, mengetahui manfaat pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman mentimun, mengetahui dan terampil dalam analisis usaha tani. Budidaya telah dilaksanakan di Dukuh Krapyak RT 08 RW 05 Desa Keprabon Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah dengan luas lahan 150 m2 mulai bulan Maret sampai April 2017. Metode yang digunakan pada budidaya ini adalah tanaman mentimun dengan perlakuan pupuk phonska dengan PGPR seluas 75 m2 dan perlakuan pupuk phonska (tanpa PGPR) seluas 75 m2. PGPR adalah sekumpulan bakteri berkoloni dan hidup di akar tanaman. Kegiatan budidaya mentimun yang dilakukan yaitu berupa persiapan lahan, pemasangan mulsa, pengadaan benih, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, penanganan pasca panen dan pemasaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian PGPR dapat meningkatkan jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah bunga, berat buah, panjang buah, dan produksi panen. PGPR merangsang pembentukan hormon atau ZPT auksin, sitokinin dan giberelin yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Total biaya yang digunakan pada budidaya mentimun tanpa PGPR setiap 1 musim tanam (2 bulan) adalah Rp 453.567,00, penerimaan sebesar Rp 652.600,00, pendapatan sebesar Rp 199.033,00 dengan R/C Ratio 1,43, B/C Ratio 0,43, BEP produksi kelas A 151,19 kg dan kelas B 181,42 kg, BEP harga kelas A Rp 2.603,00 dan kelas B Rp 8.722,00. Total biaya yang digunakan pada budidaya mentimun dengan PGPR setiap 1 musim tanam (2 bulan) adalah Rp 462.700,00, penerimaan sebesar Rp 705.605,00, pendapatan sebesar Rp 242.905 dengan R/C Ratio 1,52, B/C Ratio 0,52, BEP produksi kelas A 154,23 kg dan kelas B 181,42 kg, BEP harga kelas A Rp 2.303,00 dan kelas B Rp 11.317,00.
Kata kunci : Budidaya Mentimun, PGPR