×
ABSTRAK
Penelitian ini disusun menggunakan metode penelitian sejarah yang mengungkapkan peristiwa masa lampau berdasar bukti-bukti sejarah yang ada, dengan beberapa langkah/tahap penelitian yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Pada tahap heuristik atau pengumpulan sumber bahan digunakan teknik studi dokumen dalam teknik ini didapatkan dokumen dari Pondok Pesantren Kauman, Kantor Kecamatan Lasem, Dinas Kebudayaan Kabupaten Rembang, Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem, dokumen dari Bapak Sigit Witjaksono (Njo Tjoen Hian) salah satu pemilik Industri Batik Lasem, Bapak Kristianto (Pak Semar) Ketua RT Desa Karangturi Lasem. Studi pustaka diperoleh dari Perpustakaan UNS, Perpustakaan Daerah Kabupaten Rembang, dan buku-buku koleksi pribadi. Teknik wawancara, dilakukan bersama narasumber yaitu Gus Zaim (Pemilik Pondok Pesantren Kauman), para santri Pondok Pesantren Kauman, penduduk sekitar Pondok Pesantren Kauman, dan tokoh masyarakat Tionghoa yang ada di Desa Karangturi Kecamatan Lasem. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masyarakat yang terbentuk dari proses kontak budaya, agama dan etnis, sehingga menjadi kota budaya, kota batik, kota santri, kota Tiongkok kecil. Sebutan Tiongkok kecil diberikan karena terdapat komunitas/pemukiman Pecinan yang hidup berdampingan dengan pemukiman Jawa. Secara administrasi pemukiman pecinan ini berada di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Dinamika dan keberadaan Pondok Pesantren Kauman di kawasan Pecinan Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang memberikan warna tersendiri karena mengajarkan pada santri-santrinya dan masyarakat Lasem khususnya tentang konsep Islam Rahmatan Lil “Alamin sebagai peradaban dengan menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati dan menyayangi walaupun berbeda suku, agama, ras, dan golongan. Gus Zaim sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kauman berperan besar meletakkan ajaran toleransi: mengajarkan dan mempraktekkan. Dampak yang yang ditimbul dengan hadirnya Pondok Pesantren Kauman mencakup bidang sosial dimana terjadi kontak sosial yang harmonis antar etnis yang berbeda, bidang budaya terlihat dari arsitektur bangunan Pondok Pesantren Kauman yang memiliki ciri khas bangunan hasil dari akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Jawa, bidang ekonomi lancarnya toko-toko sembako dan rumah makan sekitar pondok.
Kata kunci: Pondok Pesantren Kauman, Akulturasi Budaya, Lasem