Penulis Utama : Septiana Rawandari
NIM / NIP : H0713169
×

ABSTRAK

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan prospek pasar baik. Permintaan bawang merah selalu meningkat namun tidak diimbangi produksi. Petani bawang merah menggunakan bibit dari umbi konsumsi  yang telah turun temurun digunakan dalam kurun waktu yang lama sehingga mutunya rendah dan mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas bawang merah. Bahan tanam  biji (TSS) bawang merah sudah lama diperkenalkan, namun belum banyak diaplikasikan, karena belum ditemukan teknologi yang tepat sehingga pembibitan, pembungaan dan pembentukan biji masih sulit. Pembungaan bawang merah di Indonesia masih sulit dikarenakan faktor genetik (varietas) dan faktor cuaca terutama panjang hari (<12>180C). Selain itu, sejarah bawang merah berasal dari biannual membutuhkan 2 musim yakni vegetatif saat musim semi dan generatif saat musim panas. Salah satu unsur hara yang mampu merangsang pembungaan dan hasil adalah unsur fosfor. Peranan unsur P yaitu mempercepat pembungaan, pematangan buah, dan biji pada tanaman. Guna meningkatkan serapan unsur fosfor dengan menggunakan inokulasi bakteri pelarut fosfat.
Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan di Desa Mijil, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar ketinggian 98 m dpl pada bulan Juni sampai Desember 2016. Bibit bawang merah yang digunakan adalah Varietas Bima brebes, Manjung, Ilokos, Bima (umbi hasil biji), Mentes dan Rubaru dengan penambahan inokulasi bakteri pelarut fosfat 1.106 sel/g dan tanpa penambahan inokulasi bakteri pelarut fosfat yang disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan analisis ragam dengan uji F taraf 5% apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT). Hasil pembungan dan pembentukan biji menggunakan analisis deskriptif. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, saat muncul bunga, jumlah bunga per tangkai, jumlah tangkai bunga per tanaman, jumlah tangkai bunga per petak, jumlah biji per tangkai, berat biji per tangkai bunga, berat biji per petak, jumlah umbi per tanaman, berat umbi per tanaman, berat umbi per petak meliputi berat umbi segar dan berat umbi kering dan diameter umbi meliputi besar, sedang dan kecil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara varietas dan penambahan inokulasi bakteri pelarut fosfat. Berdasarkan analisis ragam tanaman tertinggi 41.53 cm pada varietas Bima (umbi hasil biji tanpa bakteri pelarut fosfat, jumlah daun terbanyak 34.13 pada varietas Ilokos tanpa BPF, persentase bunga per petak terbanyak 4.32 % tanpa BPF, berat biji per petak terberat 0.409 g pada varietas Bima dengan BPF jumlah umbi per tanaman terbanyak 9.06 varietas Mentes dengan BPF, berat umbi per tanaman terberat 62.63 g varietas Bima (umbi hasil biji) tanpa BPF, berat umbi per petak terberat basah 339.08 g dan kering 309.61 g pada varietas Bima dengan BPF, persentase diameter umbi besar tertinggi 86.34 % pada varietas Bima (umbi hasil biji) tanpa BPF dan diameter umbi kecil tertinggi 41.82 % pada varietas Ilokos dengan BPF.  

 

×
Penulis Utama : Septiana Rawandari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0713169
Tahun : 2017
Judul : Adaptasi beberapa varietas bawang merah dengan bakteri pelarut fosfat terhadap pembungaan, pembentukan biji dan hasil di dataran rendah
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Pertanian - 2017
Program Studi : S-1 Agroekoteknologi
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Pertanian- Jur. Agroteknologi - H0713169- 2017
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Eddy Tri Haryanto, MP
2. Dr. Ir. Sudadi,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.