ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah studi kasus di lapangan mengenai adanya kerusakan barang yang penah dialami oleh customer M+R Spedag yang mengalami kerusakan barang saat melakukan pengiriman Kapuk Seed Oil. Penelitian ini akan membahas mengenai perbandingan pengiriman ekspor Kapuk Seed Oil melalui air freight dan sea freight, serta membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi adanya kerusakan barang pada air freight dan sea freight. Tujuan dari penelitian ini agar dapat membantu pihak M+R Spedag memberikan pemahaman serta edukasi kepada customer mengenai perbandingan untuk melakukan pengiriman ekspor melalui air freight dan sea freight serta resiko-resiko yang akan dihadapi bila memilih diantaranya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif atau perbandingan untuk mengetahui perbandingan antara air freight dan sea freight, dan metode fishbone untuk membahas faktor-faktor penyebab dari resiko yang akan terjadi dan disimpulkan dengan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan ada dua yaitu data primer yang berasal dari wawancara dari pihak M+R Spedag dan data sekunder yang didapatkan dari website resmi Kementrian Keuangan Republik Indonesia tahun 2018 serta situs data proses pengiriman ekspor melalui air freight dan sea freight. Setelah data terkumpul kemudian akan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk selanjutnya di deskripsikan ke dalam bentuk naratif.
Hasil dari penelitian ini meliputi resiko yang muncul dalam penanganan  yang muncul dalam penanganan Kapuk Seed Oil pada saat pengiriman barang dengan moda transportasi air freight diantaranya pada packing, warehousing, storage dan Ground Handling, serta resiko pada sea freight diantaranya  Transportation Risk, Fumigation Pallet Risk, Piracy Risk, Force Majeure. Namun hal itu dapat diidentifikasi dengan adanya pencegahan yang dapat dilakukan oleh pihak M+R Spedag.

Kata kunci : air freight, sea freight, pemetaan resiko, penanggulangan resiko.