Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur yang membangun cerita tersebut. Setelah itu tujuan selanjutnya adalah menggambarkan proses perkembangan jiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh utama melalui teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, serta mendeskripsikan nilai-nilai moral yang dapat diambil dari tujuh certa pendek tersebut.

Tujuh cerita pendek karya Suparto Brata tersebut adalah “Selendhang Bang-bangan”, “Padhang Bulan Ing Wijilarum”, “Pangigit-igit”, “Seksi Saka Menara”, “Rampog”, “Perkutut”, dan “Ambyuke Nyonyah Besar” yang diterbitkan antara tahun1964-1993, dan terangkum dalam buku berjudul Trem Antologi Cerita Cekak.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran objek secara ilmiah bukan dengan data statistik atau angka, karena data yang dikumpulkan merupakan fakta kebahasaan yang menggambarkan sebuah realita sosial. Sumber data diambil dari tujuh rangkaian cerita pendek karya Suparto Brata yang dihasilkan dari tahun 1964 sampai tahun 1993 yang terangkum dalam buku Trem Antologi Cerita Cekak. Sedangkan data yang digunakan meliputi unsur-unsur struktural, aspek psikologis tiap-tiap tokoh utamanya berikut nilai-nilai moral yang dapat diserap dalam tujuh cerita pendek tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan wawancara melalui korespondensi. Sedangkan teknik pengolahan data dilakukan melalui tahap deskripsi data, analisa data, intepretasi serta tahap evaluasi data.

Analisis struktural dilakukan dengan membongkar masing-masing unsur yang membangun tujuh cerita pendek tersebut, yang meliputi tema, alur, penokohan, latar atau setting, serta amanat. Analisis psikologi mengungkapkan proses perkembangan jiwa tokoh-tokoh utamanya yang memicu tindakan-tindakan agresif yang dilakukan oleh sebagian besar tokoh-tokoh utama tersebut, sedangkan tinjauan moral mengupas nilai-nilai moral yang terkandung dalam tujuh cerita pendek karya Suparto Brata yang dapat diserap serta digunakan sebagai pegangan hidup.

Setiap manusia pasti mengalami fase kehidupan dengan masalah-masalah yang menyertai jalannya proses tersebut. Pokok permasalahannya adalah bagaimana manusia tersebut dapat mengatasi problem kehidupan yang mewarnai kesehariannya, supaya ia dapat melanjutkan langkah menuju titik klimaks yang diinginkan. Ketujuh cerita pendek ini memberikan masukan pada pembacanya untuk dapat bertindak dengan bijaksana tanpa menuruti nafsu emosional yang menyesatkan, serta selalu memprioritaskan suara hati dalam mengambil keputusan.