ABSTRAK

Kabupaten Wonogiri merupakan bagian dari wilayah Indonesia yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Otonomi daerah mendorong Kabupaten Wonogiri untuk lebih mandiri, oleh karena itu Kabupaten Wonogiri harus mempunyai kemampuan untuk menggali potensi-potensi daerah yang dimilikinya sehingga pembangunan ekonomi daerahnya tidak tertinggal dengan daerah lain. Kabupaten Wonogiri mempunyai banyak sektor perekonomian dalammembangun daerahnya. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor dengan nilai PDRB tertinggi terhadap PDRB di Kabupaten Wonogiri tahun 2014-2016. Tidak dipungkiri bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi sektor andalan dalam menopang perekonomian masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Wonogiri tahun 2014-2017. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Wonogiri dan produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah atas dasar harga konstan tahun 2014-2017. Alat analisis yang digunakan adalah LQ, DLQ dan Shift  Share.
Hasil analisis LQ dan DLQ menunjukan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor basis di masa sekarang dan masa depan. Sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis di masa sekarang dan masa datang adalah sub sektor kehutanan dan penebangan kayu, serta sub sektor perikanan. Sub sektorpertanian, peternakan, perburuan, da njasa pertanian mengalami perubahan peranan dari sub sektor basis di masa sekarang menjadi sub sektor non basis di masa datang. Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor dan sub sektor pertanian mempunyai TEC positif, Competitive Share negative, dan Industrial MixNegatif kecuali sub sektor perikanan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan bahwa perlu adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Wonogiri berupa program industry berbasis pertanian desa dalam optimalisasi pengolahan lahan, pelatihan dan pengembangan usaha berbahan dasar jagung dan umbi kayu sebagai upaya peningkatan pendapatan daerah, dukungan penyediaan fasilitas produksi pertanian seperti traktor, mempermudah persyaratan dalam penanaman dan peminjaman modal, serta peningkatan pengetahuan petani tentang manajemen pasca panen.