Latar Belakang: Stunting (balita pendek) merupakan indikator malnutrisi kronis akibat riwayat kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu yang dapat diketahui dengan indikator TB/U. Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi (30,8%) dan berhubungan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, penurunan kemampuan intelektual dan perkembangan motorik anak. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor tidak langsung yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 12-60 bulan di wilayah Puskesmas Kaligangsa Brebes.
Metode Penelitian: desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan metode pendekatan case control dengan jumlah subjek penelitian 142 anak berusia 12-60 bulan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan di Puskesmas Kaligangsa Brebes. tingkat pendidikan ibu ditentukan dengan pendidikan formal yang telah diselesaikan ibu, stunting ditentukan dengan indikator z-score untuk tinggi badan anak menurut umur. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Chi-Square untuk melihat hubungan antar variabel stunting dan pendidikan ibu.
Hasil penelitian: Persentase pendidikan ibu yang rendah pada balita stunting sebesar 63,4% dibanding pendidikan ibu yang tinggi pada balita stunting sebesar 36,6 %. Pada analisis Chi-Square, ditemukan adanya hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,043 dan hasil yang didapatkan bahwa ibu yang berpendidikan rendah mempunyai resiko 1,99 lebih besar untuk memiliki anak stunting.
Simpulan:. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 12-60 bulan di Wilayah Puskesmas Kaligangsa Brebes. Pada kelompok anak stunting, jumlah ibu dengan pendidikan rendah lebih banyak dibandingkan jumlah ibu dengan pendidikan tinggi.
Kata Kunci: Stunting, pendidikan ibu, anak usia 12-60 bulan