Abstrak

Peningkatan mobilitas masyarakat memunculkan masalah peningkatan
kecepatan oleh pengemudi tidak hanya di jalan lalu lintas tinggi tetapi juga di jalan
lingkungan permukiman. PM Perhubungan no 111 tahun 2015 dan PP no 79 tahun
2013 menyebutkan batas kecepatan diijinkan pada kawasan permukiman paling
tinggi adalah 30 km/jam. Kenyataan di lapangan banyak ditemui kecepatan
kendaraan melebihi batas kecepatan yang telah ditetapkan di jalan lingkungan
walaupun sudah terdapat tanda batas kecepatan. Masyarakat memasang speed
bumps beton di jalan lingkungan yang dianggap rawan kecelakaan atau lokasilokasi
dekat persimpangan sebagai salah satu cara mengatasi masalah kecepatan ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kecepatan pada jarak
efektif sepeda motor dan mobil sebelum melewati speed bumps dan mengetahui
model penurunan kecepatan pada jarak efektif  speed bumps berdasarkan yang ada
dilapangan. Metode yang digunakan adalah analisis uji signifikansi (Uji T) untuk
mengetahui perbedaan kecepataan antar area penurunan kecepatan dan analisis
regresi untuk mendapatkan model hubungan penurunan kecepatan pada jarak
efektif dan spees bumps yang ada dilapangan.  
Hasil penelitian didapatkan bahwa jarak penurunan paling efektif untuk
sepeda motor adalah 16 m sebelum speed bumps dan untuk mobil adalah 18 m
sebelum speed bumps. Hasil analisis regresi didapatkan model untuk sepeda motor
yaitu Ysepeda motor = 15,403 – 0,640 X1 + 0,042 X4 dengan R = 0,976 dimana Ysepeda
motor penurunan kecepatan sepeda motor pada jarak efektif 16 m sebelum speed
bumps, X1 adalah tinggi speed bumps dan X4 adalah lebar bahu jalan. Model untuk
mobil yaitu  Ymobil  = 12,762 – 0,181 X2 + 0,114X4 dengan R2 = 0,970 dimana Ymobil
adalah penurunan kecepatan mobil pada jarak efektif 16 m, X2 adalah lebar speed
bumps dan X4 adalah lebar bahu jalan. Model ini berlaku untuk lebar jalan ± 3 m,
tinggi speed bumps 3,0 – 6,5 cm dan lebar speed bumps 33 – 67 cm.
Kata kunci : speed bumps, jarak efektif, penurunan kecepatan, model