ABSTRAK
Anis Maisyaroh, I0313015, ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR®) 11.0 STUDI KASUS RANTAI PASOK KORAN. Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Agustus 2017.

Kondisi industri koran di Indonesia saat ini menghadapi masalah mengenai turunnya oplah koran setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh pertumbuhan media online yang pesat. Permasalahan ini juga terjadi di Surakarta yang pada penelitian ini diambil studi kasus koran Solopos. Koran Solopos juga memiliki permasalahan oplah koran yang cenderung menurun dengan rata-rata penurunan oplah per tahun adalah
8%. Permasalahan lain juga terjadi pada proses replenishment cycle yaitu tingginya retur koran sebesar 5,33?ri total kiriman koran. Pada proses manufacturing cycle terdapat permasalahan keterlambatan pra cetak dan jumlah missprint koran tinggi. Permasalahan yang diuraikan tersebut merupakan indikasi awal terjadinya permasalahan rantai pasok sehingga perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut. Penelusuran tersebut dilakukan dengan melakukan pemetaan dan pengukuran kinerja
rantai pasok menggunakan model Supply Chain Operations  Reference (SCOR®).

Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Kuesioner disusun untuk melakukan verifikasi terhadap Key Performance Indicators (KPI) yang sesuai dengan kondisi perusahaan. KPI dihitung nilai performansi dan dibandingkan dengan target perusahaan serta perusahaan sejenis menggunakan gap analysis. Proses rantai pasok berdasarkan level 1 dan 2 SCOR® dikaitkan dengan KPI untuk melakukan evaluasi terhadap proses tersebut. Proses yang terkait dengan metrik yang belum sesuai target perusahaan dapat diperbaiki dengan melakukan peningkatan kinerja berdasarkan rekomendasi beberapa best practices. Beberapa best practices tersebut dipilih dua best practices yang paling prioritas untuk dilakukan dan kemudian dilakukan rancangan implementasi untuk perusahaan.

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, dapat diketahui nilai performansi yang belum mencapai target adalah perfect order fulfillment, returns rate, total cost to serve, cash-to-cash cycle time, return on fixed assets, dan return on working capital yang memiliki gap secara berturut-turut sebesar 0,25%, 0,33%, 1,76%, 15 hari, 3%, dan 9%. Terdapat beberapa sub operasi proses sistem rantai pasokan yang menyebabkan  ketidakefisienan  metrik  tersebut  sehingga  perlu  diperbaiki. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, best practice yang dirancang sebagai rekomendasi implementasi di perusahaan  adalah identification of obsolete capital assets dan ABC inventory classification.

Kata kunci : pengukuran kinerja, rantai pasok, supply chain operation reference
xvi + 160 halaman; 51 tabel; 20 gambar; 16 lampiran
Daftar Pustaka: 70 (2000-2017)