Latar Belakang: Sebanyak 90% remaja perempuan di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih dari 50% diantaranya mengalami dismenore primer. Penelitian sebelumnya mendapatkan hasil bahwa usia menarche yang cepat akan meningkatkan risiko terjadinya dismenore primer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diperkuat pernyataan bahwa pada 100 tahun terakhir usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan subyek, lokasi dan alat ukur yang berbeda.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 222 Siswi SMP Negeri 1 Tumpang Malang yang di saring dengan kriteria ekslusi dan inklusi, di ambil menggunakan teknik simple random sampling. Data di peroleh melalui data diri responden berupa variabel bebas dan luar yaitu usia menarche, IMT, konsumsi kafein, frekuensi olah raga serta perhitungan hasil MSQ untuk diagnosis dismenore primer sebagai variabel terikat. Data yang terkumpul di analisis bivariat dengan uji Chi Square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda menggunakan SPSS 23 for Windows.

Hasil: Uji beda dengan chi square test yang menghubungkan usia menarche dini dengan dismenore primer menghasilkan nilai p sebesar 0,026 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0 xss=removed xss=removed>0,05.

Simpulan: Usia menarche dini berhubungan signifikan dengan kejadian dismenore primer. Siswi yang mengalami menarche dini memiliki kemungkinan atau risiko lebih tinggi mengalami dismenore primer dibandingkan siswi yang tidak mengalami menarche dini. Beberapa faktor luar seperti IMT, olah raga, dan konsumsi kafein, tidak terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian dismenore primer.
        
Kata Kunci: Usia Menarche, Menarche Dini, Nyeri Menstruasi, Dismenore Primer