×
Iklan dan promosi susu formula belakangan menjadi topik hangat di kalangan para penggagas ASI Eksklusif. Namun, meskipun dengan berbagai tekanan yang diberikan oleh media, pada kenyataannya bisnis susu formula masih sangat diminati dan menggiurkan karena peminatnya yang masih saja tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti menyoroti fenomena electronic word of mouth yang disebarkan melalui komentar atau penilaian para konsumen online di platform jual beli tertentu atau media pencarian di internet. Penelitian ditujukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara electronic word of mouth dengan minat beli produk susu formula.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode survey dengan menyebarkan kuesioner atau angket kepada responden secara langsung. Pada beberapa responden, peneliti melakukan komunikasi tatap muka dengan menanyai langsung poin-poin pertanyaan pada kuesioner.Penelitian melibatkan responden Ibu bekerja yang berusia 20-36 tahun, bekerja di Rumah Sakit Islam Klaten, serta pernah atau sedang memberikan susu formula sebagai cadangan ASI kepada bayinya yang berumur 0-2 tahun. Teknis analisis data yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah uji validitas, uji reliabilitas yang dilakukan sebelum kuesioner disebarkan. Kemudian, setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji korelasi dengan analisis korelasi Rank Spearman.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa Ibu bekerja memiliki kecenderungan terpapar fenomena electronic word of mouth tersebut karena keterbatasan ASI cadangan, ASI tidak keluar, cuti kerja, juga faktor lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode pengambilan data survey menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian, kedua variabel memiliki hubungan bersifat positif. Kemudian, diketahui juga bahwa Lingkungan sosial yang paling berpengaruh dalam menumbuhkan minat beli adalah rekan kerja.
Kata kunci: Electronic Word of Mouth; Minat Beli; Susu Formula; Ibu Bekerja