Urban compactness merupakan tingkat kekompakan kota yang digunakan untuk mengukur kota kompak (compact city). Tiga komponen dalam membentuk urban compactness yaitu kepadatan kawasan, keragaman guna lahan dan transportasi publik. Masing-masing faktor pembentuk urban compactness tersebut mempunyai hubungan dengan ketersediaan lahan parkir. Kepadatan tinggi, penggunaan lahan campuran dan penggunaan transportasi publik tinggi dapat menurunkan tingkat ketersediaan lahan parkir. Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan kepadatan penduduk 117 jiwa per hektar, pola penggunaan lahan menyebar (fine-grained) dan dilayani sebelas angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara urban compactness dengan ketersediaan lahan parkir di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan teknik analisis korelasi spearman. Data dan informasi didapatkan dari dokumen institusional dan observasi lapangan. Hasil analisis menunjukan bahwa hubungan antara urban compactness dengan ketersediaan lahan parkir di Kota Surakarta bernilai -0,130 yang termasuk dalam kategori berhubungan sangat lemah atau dapat dikategorikan tidak terdapat hubungan. Nilai negatif berarti bahwa hubungan antara urban compactness dan ketersediaan lahan parkir saling bertolak belakang. Jika dilihat per faktor pembentuk urban compactness, hubungan antara tingkat kepadatan kawasan dengan ketersediaan lahan parkir saling bertolak belakang. Sedangkan keragaman guna lahan dan penggunaan transportasi publik memiliki hubungan linear dengan tingkat ketersediaan lahan parkir. Hal tersebut terjadi karena inkonsistensi antar faktor pembentuk urban compactness. Tingkat kepadatan kawasan, keragaman guna lahan dan penggunaan transportasi publik tidak berjalan beriringan dalam membentuk urban compactness sehingga nilai hubungannya dengan ketersediaan lahan parkir sangat lemah.
Kata Kunci: Kepadatan, Keragaman Guna Lahan, Transportasi Publik, Urban Compactness, Ketersediaan Lahan Parkir