Latar Belakang :
Salah satu penyebab kegagalan pemasangan retrograde DJ Stent pada penderita  squamous cell carcinoma  cervix  uteri  disertai    hidroneprosis    adalah    tidak  ditemukannya  muara  uréter.
Pemberian obat phenazopyridine HCl dapat meningkatkan   keberhasilan identifikasi
muara ureter.

Tujuan : Membandingkan keberhasilan identifikasi muara ureter penderita squamous cell carcinoma cervix uteri yang disertai hidronefrosis yang diberi phenazopyridine HCl dengan tidak diberi phenazopyridine HCl.

Metode :
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental jenis uji komparasi, dengan analisis chi square
test.
24 sampel yang memenuhi kriteria inklusi   dibagi menjadi 2 kelompok, 12 pasien yang mendapat phenazopyridine HCl dan 12 pasien yang tidak mendapat phenazopyridine HCl. Obat diberikan  5-7  jam sebelum dilakukan sistoskopi, kemudian dilihat perubahan warna urinenya yang keluar dari muara ureter. Dilakukan perbandingan keberhasilan identifikasi muara ureter antara   kelompok yang mendapat phenazopyridine HCl atau tidak mendapat phenazopyridine HCl

Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan (Phenazopyridine HCl) terdapat 10 pasien
(83,3%) berhasil dalam identifikasi muara ureter, sedangkan kelompok kontrol terdapat 4 pasien (33,3%) yang berhasil dalam identifikasi muara ureter, hasil uji chi square mendapatkan nilai p =0,013 (p<0>

Simpulan : Pemberian phenazopyridine HCl dapat meningkatkan keberhasilan identifikasi muara ureter  pada penderita squamous cell carcinoma cervix uteri disertai hidronefrosis