Pada bulan April 2019, Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) selaku penyelenggara, memiliki kekhawatiran tentang jumlah golput yang terus meningkat di setiap periode pemilu. Sebuah langkah diambil oleh KPU dengan membuat iklan layanan masyarakat untuk mendidik khalayak tentang pentingnya pemilihan di suatu negara. Tapi, apakah langkah itu benar?
Penelitian ini menggunakan teori S-O-R (Stimulus, Organism, Responses), untuk membuktikan tiga hipotesis. Asumsi dasar teori ini adalah media massa memiliki efek langsung, langsung dan langsung kepada komunikan. Tindakan dan reaksi adalah proses komunikasi yang ditunjukkan dalam teori model ini. Penelitian ini diterapkan pada pemilih pertama di SMA N 2 Madiun. Metode yang digunakan adalah kuantitatif untuk mengukur 76 sampel siswa di sekolah menengah itu.
Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara paparan iklan dan minat memilih oleh pemilih pertama di SMA N 2 Madiun tetapi, ada hubungan yang signifikan antara banding iklan dan minat memilih oleh pemilih pertama di SMA N 2 Madiun. Penelitian ini juga menganalisis secara simultan antara paparan iklan dan banding iklan dengan minat untuk memilih oleh pemilih pertama di SMA N 2 Madiun.

Keywords: Iklan, Terpaan Iklan, Daya Tarik Iklan, Pemilih Pemula