Media sosial kini tidak hanya digunakan sebagai alat untuk membangun dan menjaga pertemanan, tetapi juga sebagai alat untuk mengklasifikasikan pertemanan berdasarkan pilihan politik pada perhelatan Pilpres 2019, hal tersebut terjadi karena adanya perilaku fanatisme pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi politik, tingkat preferensi politik, tingkat kelebihan beban informasi terhadap perilaku fanatisme pada Pilpres 2019 pada pengikut akun @Tubirfess. Penulis  menggunakan teori postmodernisme dan teori disonansi kognitif berdasarkan pendapat Festinger dalam McQuail (2008) yang mengatakan manusia mencari gagasan yang memelihara konsistensi dan  menghindari ketidaknyaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probability random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan angket dengan skala likert dan disebarkan kepada 100 responden. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi politik, tingkat preferensi politik, tingkat kelebihan beban informasi terhadap perilaku fanatisme pada Pilpres 2019 pada pengikut akun @Tubirfess. Dengan demikian, seluruh hipotesis yang diajukan oleh peneliti dinyatakan diterima. 

Kata kunci:  Partisipasi Politik, Preferensi Politik, Kelebihan Beban Informasi, Perilaku Fanatisme, Disonanasi Kognitif.