×
Abstrak
Kondisi yang mencerminkan ketergantungan mata uang di ASEAN terhadap Dolar membuat mata uang bersama dirasa dapat menjadi solusi bagi ASEAN dalam menstabilkan nilai tukar. Dalam melihat fenomena ini, penelitian ini menggunakan PPP dan GPPP yang dapat dijadikan ukuran untuk pembentukan mata uang bersama. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data bulanan dari nilai tukar nominal, nilai tukar efektif riil, dan indeks harga konsumen di ASEAN 5 dimuali dari Januari 1997 sampai dengan Desember 2018.
Penelitian ini menggunakan uji panel data dan uji kointegrasi Pedroni dalam validitas PPP untuk melihat hubungan jangka panjang antara variabel nilai tukar nominal dengan tingkat harga. Uji kointegrasi Johansen digunakan dalam memperkirakan GPPP untuk melihat hubungan jangka panjang antara variabel REER di ASEAN 5 yang nantinya dapat dijadikan penilaian pembuatan mata uang bersama di ASEAN 5.
Hasil dari penelitian PPP yang menggunakan panel kointegrasi Pedroni dan panel data menunjukan bahwa kondisi nilai tukar nominal dan indeks harga di ASEAN terkointegrasi. Hasil dari GPPP dengan menggunakan uji kointegrasi Johansen menunjukan bahwa terdapat kointegrasi jangka oanjang variabel REER di ASEAN 5. Akan tetapi, Hasil dari uji coefficient ? dalam kointegrasi Johansen menunjukan bahwa terdapat tanda yang koefisien yang tidak sama di setiap negara. Tidak samanya tanda koefisien tersebut menunjukan terdapat hubungan tidak simetri dalam proses penyesuaian nilai tukar apabila terjadi goncangan ekonomi. Sehingga pembentukan mata uang bersama di ASEAN 5 tidak sepenuhnya dapat terealisasi. Saran dalam penelitian ini yaitu perlunya kerjasama dan kebijakan antar negara di ASEAN 5 yang menuju pada stabilitas kondisi nilai tukar dan ekonomi di masing-masing negara.
Keyword: Mata Uang Bersama, Purchasing Power Parity (PPP), Generalized Purchasing Power Parity (GPPP)