×
ABSTRAK
Permasalahan akan minimnya ruang bermain dan padatnya wilayah membuat pemerintah membuat sebuah inovasi program taman cerdas sekaligus dalam rangka untuk mewudkan Surakarta Kota Layak Anak, salah satunya adalah Taman Cerdas Gambirsari yang merupakan generasi pertama dari beberapa taman cerdas lain yang tersebar di seluruh kelurahan. Dalam keberjalanan inovasi ini menimbulkan berbagai hambatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, fokus pada penelitian kali ini untuk menelaah inovasi dengan cara melihat dari level inovasi dengan teori Sangkala dan faktor faktor yang menghambat inovasi program ini menurut Mulgan dan Albury. Pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan validitas data menggunakan metode triangulasi sumber dan metode.
Secara ringkas hasil penelitian bisa dikatakan sudah mampu memenuh level inovasi yang ada dan bisa dikatakan baik karena sudah memiliki dampak, kemitraan, keberlanjutan, kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat, kesetaraan gender dan pengecualian sosial, serta inovasi dalam konteks lokal dan dapat ditransfer namun tentu dengan kekurangan pada beberapa indikator, dari level tersebut dapat dilihat bahwa taman cerdas gambirsari ini memiliki tiga hambatan yang membuat inovasi tidak berjalan dengan baik yaitu tidak adanya insentif dan penghargaan, ketidakmampuan pegawai dalam menghadapi perubahan, dan terakhir perencanaan dan anggaran jangka pendek yang mengakibatkan tertinggalnya fasilitas yang ada di Taman Cerdas Gambirsari dengan taman cerdas lain yang di Surakarta.Saran dari permasalahan ini adalah menjaring stakeholder swasta, memperketat pengawasan, memperbesar anggaran, dan perencanaan jangka panjang.
Kata kunci: Inovasi, Kota layak anak, Taman Cerdas