Computational thinking (CT) merupakan kemampuan yang harus dikuasai pada abad 21 untuk memahami dan berpartisipasi dalam dunia yang telah berbasis komputer. Pemerintah Indonesia membangun CT dengan menyusun Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang adanya kompetensi dasar CT pada SMP dan SMA. Dalam hal ini, pembelajaran perlu dimulai sejak masa kanak-kanak terutama pada tingkat sekolah dasar. Selain itu, melatih pemikiran komputasi dalam pengajaran dan pembelajaran membutuhkan kesiapan dari pendidik. Baru-baru ini konsep pembelajaran STEAM dan penggunaan teknologi robotika dalam dunia pendidikan muncul sebagai upaya dalam mengembangkan CT. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas robotika terhadap pembelajaran STEAM dan pencapaian kemampuan computational thinking yang diujikan pada calon guru sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus dengan mengambil delapan partisipan mahasiswa PGSD yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Observasi dan wawancara merupakan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dan dalam proses analisis datanya menggunakan analisis tematik. Setelah melakukan analisis data maka didapatkan tiga tema yang digunakan dalam menganalisis, yaitu korelasi dengan pengalaman, pembelajaran aktif menggunakan media hands-on, dan pembelajaran scaffolding. Dari analisis tersebut maka didapatkan hasil penelitian bahwa adanya robotika di pembelajaran STEAM memberikan pengaruh terhadap partisipan dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Pencapaian komponen-komponen CT partisipan banyak ditemukan ketika melakukan fase eskplorasi menggunakan robotika dalam pembelajaran STEAM. Partisipan masih kurang dalam kegiatan modularitas, tetapi sangat beradaptasi dengan baik dalam kegiatan abstraksi dan algoritma.

Kata Kunci : Abstraksi, Algoritma, Berpikir Komputasi, Calon Guru Sekolah Dasar, Computational Thinking, CT, Dekomposisi, Generalisasi, Modularitas, Pembelajaran STEAM, Robotika