Penulis Utama | : | Desti Attami |
NIM / NIP | : | S851802007 |
ABSTRAK
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah salah satu bagian utama yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran matematika. Pentingnya pemecahan masalah bagi siswa disebutkan dalam tujuan kompetensi matematika. Inovasi dalam pembelajaran dan pendidikan yang adaptif perlu terus-menerus dilakukan demi menanggapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis: (1) antara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran CPS, CORE, dan langsung; (2) antara peserta didik yang memiliki resiliensi matematis tinggi, sedang, dan rendah; (3) antara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran CPS, CORE, dan langsung pada masing-masing tingkat resiliensi matematis; (4) antara peserta didik yang memiliki resiliensi matematis tinggi, sedang, dan rendah pada masing-masing model pembelajaran. Jika terdapat perbedaan, kemampuan specializing pemecahan masalah matematis dan kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis manakah yang lebih baik: (1) antara peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CPS, CORE, atau langsung; (2) antara peserta didik yang memiliki resiliensi matematis tinggi, sedang, atau rendah; (3) antara peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CPS. CORE, atau langsung pada masing-masing tingkat resiliensi matematis; (4) antara peserta didik yang memiliki resiliensi matematis tinggi, sedang, atau rendah pada masing-masing model pembelajaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMPN di Kabupaten Sragen pada materi peluang. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik stratified cluster random sampling, diperoleh 217 siswa dengan rincian 75 siswa pada siswa kelas eksperimen satu, 69 siswa pada kelas eksperimen dua, dan 73 siswa pada kelas kontrol. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan specializing pemecahan masalah matematis, tes kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis, dan angket resiliensi matematis. Uji coba instrumen tes kemampuan specializing pemecahan masalah matematis dan kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis meliputi validitas isi, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Uji coba instrumen angket resiliensi matematis meliputi validitas isi, indeks konsistensi internal dan reliabilitas. Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas univariat populasi, normalitas multivariat populasi, homogenitas variansi populasi, dan homogenitas matriks variansi kovariansi populasi. Pengujian hipotesis digunakan analisis variansi multivariat dua jalan sel tak sama, sedangkan pada uji lanjut digunakan analisis variansi dua jalur sel tak sama dan uji komparansi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran CPS, CORE, dan langsung. Peserta didik yang dikenai model pembelajaran CPS mempunyai kemampuan specializing pemecahan masalah matematis yang lebih baik daripada peserta didik yang dikenai model pembelajaran CORE maupun pembelajaran langsung. Peserta didik yang dikenai model pembelajaran CORE mempunyai kemampuan specializing pemecahan masalah matematis yang sama baiknya dengan peserta didik yang dikenai pembelajaran langsung. Peserta didik yang dikenai model pembelajaran CORE mempunyai kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis yang lebih baik daripada peserta didik yang dikenai model pembelajaran CPS maupun pembelajaran langsung. Peserta didik yang dikenai model pembelajaran CPS menghasilkan kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis peserta didik yang sama dengan peserta didik yang dikenai pembelajaran langsung; (2) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara peserta didik yang memiliki resiliensi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Peserta didik dengan resiliensi matematis tinggi mempunyai kemampuan specializing pemecahan masalah matematis yang lebih baik daripada peserta didik dengan resiliensi matematis sedang maupun rendah. Peserta didik dengan resiliensi matematis sedang mempunyai kemampuan specializing pemecahan masalah matematis yang sama baiknya dengan peserta didik dengan resiliensi matematis rendah. Peserta didik dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, maupun rendah mempunyai kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis yang sama; (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan resiliensi matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.
Kata Kunci : CPS, CORE, resiliensi matematis, kemampuan specializing pemecahan masalah matematis dan kemampuan generalizing pemecahan masalah matematis.
Penulis Utama | : | Desti Attami |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S851802007 |
Tahun | : | 2020 |
Judul | : | Eksperimentasi Model Pembelajaran Connecting Organizing Reflecting Extending dan Creative Problem Solving terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Resiliensi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sragen |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2020 |
Program Studi | : | S-2 Pendidikan Matematika |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana, Prodi. Magister Pendidikan Matematika- S851802007- 2020 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. 2. Dr. Diari Indriati, M.Si |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | Lamp unpublish |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|