ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, menganalisis faktor internal dan eksternal, menentukan alternatif strategi pengembangan serta prioritas strategi pegembangan industri rumah tangga tempe kedelai di Kabupaten Karanganyar.

Metode dasar pada penelitian ini Deskriptif Analitis. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Kecamatan Matesih, Kecamatan Jumantono dan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) analisis usaha untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas (2) Matriks IFE (3) Matriks EFE (4) Matriks IE (5) Matriks SWOT (6) Matriks QSPM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya dari usaha industri rumah tangga tempe kedelai di Kabupaten Karanganyar sebesar Rp14.058.002,96 dan rata-rata penerimaan Rp15.675.000,00 dengan rata-rata keuntungan adalah Rp1.616.997,04 serta profitabilitas 12,08%. Analisis matriks IFE industri rumah tangga tempe kedelai di Kabupaten Karanganyar tergolong kuat dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan nilai 2,877. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah kontinuitas hasil produksi tempe, yaitu dengan skor 0,424. Faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah sistem pengelolaan keuangan produsen yang kurang baik, yaitu dengan skor 0,100. Hasil dari matriks EFE juga menunjukan bahwa industri rumah tangga tempe kedelai di Kabupaten Karanganyar tergolong kuat dalam manarik keuntungan dari peluang dan menghindari ancaman dengan nilai 2,680. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah permintaan kedelai tinggi, yaitu dengan skor 0,332. Faktor eksternal yang menjadi ancaman utama adalah harga bahan baku dan bahan pengemas fluktuatif, yaitu dengan skor 0,246. Posisi industri rumah tangga tempe kedelai di Kabupaten Karanganyar berada pada sel 5 yaitu pada divisi menjaga dan mempertahankan melalui strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Berdasarkan hasil matriks SWOT diperoleh delapan alternatif yaitu menjaga serta meningkatkan kualitas dan kontinuitas produk untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada, serta memperoleh konsumen baru. Meningkatkan produksi dengan memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan perkembangan teknologi untuk memenuhi permintaan. Membentuk lembaga atau organisasi untuk mempermudah akses informasi, pasar, permodalan, bahan baku, dan teknologi. Memperbaiki manajemen produksi dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku dan perkembangan teknologi pengolahan pangan. Mengoptimalkan ketersediaan bahan baku dengan menjalin kemitraan dengan pemasok. Menjaga loyalitas konsumen dengan mempertahankan harga yang terjangkau serta kualitas produk. Menjalin komunikasi yang baik antara pengusaha dan pemerintah dalam mengembangkan industri rumah tangga tempe kedelai. Memperbaiki kualitas SDM dengan memberikan pelatihan berupa manajemen produksi, keuangan, dan adopsi teknologi untuk meningkatkan keterampilan, yang selanjutnya terpilih empat strategi yang sesuai berdasarkan pertimbangan hasil matriks IE, untuk dinilai daya tariknya pada matriks QSPM. Nilai daya tarik (TAS) tertinggi sebesar 5,522 yaitu membentuk lembaga atau organisasi untuk mempermudah akses informasi pasar, permodalan, bahan baku dan teknologi. Strategi tersebut dapat menjadi prioritas untuk dilakukan pada industri rumah tangga di Kabupaten Karanganyar.