ABSTRAK

Yayan Nirwana Arif. K5115065. PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI PADA SIARAN BERITA TELEVISI NASIONAL DALAM ASPEK AKSESIBILITAS DAN PEMAHAMAN UNTUK KOMUNITAS ANAK TUNARUNGU DI SURAKARTA TAHUN 2019. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juli 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui aksesibilitas penggunaan bahasa isyarat sebagai media penyampaian informasi untuk tunarungu dan 2) pengaruh dari penggunaan bahasa isyarat pada program siaran berita televisi terhadap pemahaman informasi untuk komunitas anak tunarungu di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 10 orang anak tunarungu anggota komunitas Gerkatin Surakarta yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data berupa model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) aksesibilitas penggunaan bahasa isyarat sebagai media penyampaian informasi untuk tunarungu: (a) dengan adanya interpreter bahasa isyarat membuat tunarungu tertarik, (b) penggunaan running text pada saat siaran berita belum membantu tunarungu paham informasi, (c) ukuran kolom interpreter menurut tunarungu kurang besar, (d) letak kolom interpreter sudah cukup baik berada di kanan bawah tampilan layar televisi, (e) warna kolom interpreter sudah baik. (2) Pengaruh dari penggunaan bahasa isyarat pada program siaran berita televisi terhadap pemahaman informasi untuk komunitas anak tunarungu di Surakarta: (a) perbedaan bahasa isyarat yang digunakan oleh interpreter membuat tunarungu kurang paham, (b) Kecepatan gerakan tangan oleh interpreter masih terlalu cepat, (c) Penggunaan mimik wajah oleh interpreter sudah baik sesuai gerakan isyarat, sehingga membantu pemahaman tunarungu, (d) penggunaan oral/ mouthing oleh interpreter belum bermanfaat bagi tunarungu, (e) tunarungu jarang memperhatikan/ fokus melihat interpreter saat menerjemahkan berita, (f) tunarungu paham informasi apabila mereka fokus melihat kolom interpreter dan mencari informasi berita yang sama melalui internet agar menjadi lebih paham, (g) tayangan berita televisi dapat merubah pola pikir penyandan tunarungu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada aksesibilitas penggunaan bahasa isyarat pada program siaran berita televisi, tetapi belum optimal untuk memberikan pemahaman informasi kepada tunarungu di Surakarta.

Kata kunci: aksesibilitas, bahasa isyarat, pemahaman tunarungu, berita televisi.