Latar Belakang: Penyakit kulit akibat kerja merupakan penyakit akibat kerja kedua terbanyak di Eropa setelah cidera muskuloskeletal. Dermatitis kontak okupasional (DKO) terjadi pada 90?ri total kasus penyakit kulit akibat kerja. Penelitian tinjauan pustaka sistematis yang dilakukan oleh Keegel et al. (2009) menunjukkan insidensi DKO berkisar antara 1.3 hingga 8.1 per 10,000 pekerja per tahunnya. Salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini adalah pekerja bangunan. Pekerja bangunan memiliki risiko terkena dermatitis karena paparan zat yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan. Selain bahan bangunan, faktor individu seperti lama kerja juga memegang peranan penting dalam patogenesis dari DKO. Penelitian yang dilakukan Erliana (2008) dan Suryani (2011) menunjukkan hubungan yang signifikan antara lama bekerja dengan kejadian DKO. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara lama kerja dengan kejadian DKO pada pekerja bangunan di Surakarta. 
Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di kota Surakarta pada bulan Oktober 2018 dengan jumlah subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 97 orang. Variabel bebas pada penelitian ini adalah lama kerja, sementara variabel terikat adalah DKO. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan foto pada bagian tangan, lalu data dianalisis secara statistik dengan uji chi square (x2) dengan koreksi Yates (continuity correction).

Hasil: p=0.952 dan nilai odds ratio=1.150.

Simpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja terhadap kejadian dermatitis kontak okupasional pada pekerja bangunan di Surakarta. Pekerja bangunan yang bekerja >3 tahun 1.150 kali lebih berisiko menderita DKO dibandingkan dengan pekerja bangunan yang bekerja ?3 tahun.