ABSTRAK

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting bagi pembangunan perekonomian Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia pada masa orde baru merupakan sektor yang paling besar kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Seiring waktu berjalan, terjadi arah perubahan kebijakan pemerintah, dimana pemerintah beralih pada peningkatan sektor industri sehingga membuat peranan sektor pertanian mengalami penurunan. Fenomena transformasi struktural perekonomian dari sektor pertanian ke sektor non pertanian tidak hanya terjadi pada tingkat nasional tetapi juga dialami di tingkat Kabupaten Grobogan. Tahun 2015 hingga 2017 kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB di Kabupaten Grobogan mengalami penurunan. Disisi lain kontribusi sektor non pertanian terhadap PDRB Kabupaten Grobogan cenderung mengalami peningkatan
(BPS Kabupaten Grobogan, 2018). Melemahnya sumber pendapatan yang bersumber dari sektor pertanian tidak sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan rumah tangga. Fenomena saat ini, melemahnya sumber pendapatan sektor pertanian serta ketidakpastian pendapatan dari hasil bekerja sebagai petani membuat banyak petani memiliki sumber pendapatan tambahan yakni bekerja sampingan di luar usahatani (off-farm) atau bekerja di non-pertanian (non-farm).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan petani bekerja off-farm / non-farm, menganalisis tingkat keputusan petani bekerja off-farm / non-farm, menganalisis hubungan antara faktor dengan keputusan petani bekerja off-farm / non-farm. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik survey. Lokasi penelitian di Desa Krangganharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Sampel yang dipilih sebanyak 60 responden yang diambil secara proportional random sampling. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dengan keputusan petani bekerja off-farm/non-farm digunakan uji korelasi rank spearman (r_s) dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki umur dalam kategori sedang, pendidikan formal dalam kategori tinggi, jumlah tanggungan keluarga dalam kategori banyak, luas penguasaan lahan dalam kategori sempit, pendapatan usahatani dalam kategori sangat rendah. Keputusan petani dalam tahap pemahaman termasuk dalam kategori kurang yakin, tahap perancangan termasuk dalam kategori kurang yakin, tahap pemilihan masuk dalam kategori yakin. Berdasarkan hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa hubungan antara umur, pendapatan usahatani dan luas penguasaan lahan dengan keputusan petani adalah tidak signifikan. Hubungan antara pendidikan formal dengan keputusan petani adalah sangat signifikan. Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan keputusan petani bekerja adalah signifikan.