Latar Belakang: Depresi dan hipertensi merupakan komorbiditas yang sering ditemukan pada pasien yang menjalani terapi continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). Depresi dan hipertensi sangat mungkin terjadi bersamaan karena keduanya memiliki pathway yang mirip. Insidensi hipertensi pada pasien dialisis mencapai angka 90% dan menurun hingga mencapai 30% pada pasien CAPD setelah 3-6 bulan berjalannya terapi. Pasien CAPD cenderung rentan terhadap penyakit mental, dan depresi merupakan komplikasi neuropsikiatri terpenting karena tingginya prevalensi, penyebab turunnya kualitas hidup, dan potensi terjadinya peningkatan mortalitas. Baik depresi dan hipertensi merupakan faktor risiko timbulnya komplikasi kardiovaskuler, sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Maka penting untuk mencari hubungan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara depresi dengan kontrol tekanan darah pada pasien CAPD.  
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 21 pasien yang menjalani CAPD. Pengukuran depresi dilakukan menggunakan kuesioner Beck’s Depression Inventory (BDI) dengan skor cut-off ?10. Kontrol tekanan darah pasien diukur dengan merata-rata empat pengukuran tekanan darah terakhir yang dilakukan dalam kurun waktu maksimal 3 bulan. Pasien dengan rata-rata tekanan darah ?140/90 mmHg dianggap memiliki tekanan darah tidak terkontrol. Data yang didapat diuji menggunakan perhitungan chi-square dan uji koefisien kontingensi.
Hasil: Melalui uji chi-square, diperoleh signifikansi hubungan antara depresi dengan kontrol tekanan darah pada pasien CAPD (p= 0,03). Koefisien kontingensi C yang didapat adalah 0,429, maka hubungan kedua variabel bersifat moderat.
Kesimpulan: Terdapat hubungan moderat antara depresi dengan kontrol tekanan darah pada pasien CAPD.

Kata Kunci: Depresi, Kontrol Tekanan Darah, Hipertensi, Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)