Latar Belakang: Karsinoma serviks merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang, dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi. Pasien datang pada stadium lanjut dikarenakan keterlambatan diagnosis, maka perlu adanya pemeriksaan penanda biomolekuler sebagai metode untuk mendeteksi secara dini karsinoma serviks secara sensitif, spesifik, dan non invasive.  

Tujuan: Menganalisis korelasi antara ekspresi HIF-1? dan ekspresi VEGF-C pada pasien karsinoma serviks yang diberikan kemoterapi neoadjuvan.
Metode Penelitian: Eksperimental pre dan post tanpa randomisasi ini dilakukan pada 25 pasien karsinoma serviks bulky tumor dengan histopatologi karsinoma sel skuamosa. Pada saat pretest dan posttest dilakukan pemeriksaan imunohistokimia jaringan dari biopsi serviks untuk  menilai ekspresi HIF-1? dan VEGF-C. Semua subjek penelitian mendapat perlakuan berupa kemoterapi neoadjuvan Paclitaxel-Carboplatin sebanyak tiga seri.

Hasil: Setelah pemberian kemoterapi neoadjuvan terdapat penurunan signifikan ekspresi HIF1-? dan  ekspresi VEGF-C, masing-masing p=0,000. Penurunan ekspresi HIF-1? cenderung diikuti penurunan ekspresi VEGF-C sebesar 66,7% (14 sampel). Hasil uji chi square nilai p=0,119, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penurunan ekspresi HIF-1? terhadap ekspresi VEGF-C. Hasil uji korelasi koefisien kontingensi (r) = 0,298 terdapat korelasi yang lemah.

Kesimpulan: Terdapat penurunan ekspresi HIF-1? dan VEGF-C setelah pemberian kemoterapi neoadjuvan pada pasien karsinoma serviks sel skuamosa, namun tidak terdapat  korelasi signifikan antara penurunan ekspresi HIF-1? terhadap penurunan ekspresi VEGF-C setelah pemberian kemoterapi neoadjuvan.

Kata kunci: karsinoma serviks,  kemoterapi, ekspresi HIF1-?, ekspresi VEGF-C.