Perkembanganteknologiinformasibegitucepat. Mereponkemajuanteknologiini, FakultasIlmuSosialUniversitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) mengembangkan Program FIS SMART SERVICE yaitu program yang berisiberbagaisisteminformasiuntukpelayanan dan pusat data. Program inimerupakanmerupakaninovasikarenabelumpernahadasebelumnya. Dalam penerimaan program inovasiiniterjadi prosespengolahanpesan oleh civitas akademika FIS UNY. Tujuanpenelitianiniyaitumendeskripsikanproses pengolahanpesan oleh civitas akademika FIS UNY dalampenerimaaninovasi program FIS SMART SERVICE.
PenelitianinimenggunakanteoriDifusiInovasi oleh Everet M. Rogers dan teori Elaboration Likelihood Model (ELM) Petty dan John Cacioppo. Teoridifusiinovasidigunakanuntukmenganalisisproses penerimaan inovasi oleh civitas akademika FIS UNYsedangkanteori ELM untukmendeskripsikanproses pengolahanpesan.
Metodepenelitianiniadalahstudikasustentangpengolahanpesanoleh civitas akademika FIS UNYdalampenerimaaninovasiProgram FIS SMART SERVICE di FakultasIlmuSosial UNY. Teknik pengumpulan data menggunakanteknikdokumentasi, observasi dan wawancaramendalam (indepth interview). Teknik sampling menggunakan purposive sampling sedangkanvaliditas data dilakukandengancaratriangulasi data.
Hasil penelitianmenunjukkanbahwatahapanpenerimaan program FIS SMART SERVICE tidakselalusamadengantahapan yang dikembangkan oleh Roger melainkanlebihsederhanayaitutahapmemperolehinformasi, mencoba-coba, dan menggunakan. Adanyajabatanstruktural juga mempengaruhi proses penerimaan program FIS SMART SERVICE terutamapenerimaankelompokearly adoptersterhadappesan yang disampaikan oleh innovators. Kelompokearly adoptersmengolahpesanmelaluirutepusat (central route) karenakelompokinimemilikimotivasi dan kemampuanelaborasipesan yang tinggisedangkankelompokearly majority, late majority dan laggardsmengolah pesan melalui rute pinggiran (peripheral route) karenadidorong oleh faktor-faktor di luarpesan. Proses penerimaanpesan juga terjadilompatan-lompatanterutama pada kelompokearly majority, late majority dan laggards.