Latar Belakang: Asma adalah penyakit heterogen yang ditandai dengan riwayat munculnya gejala respiratorik seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk yang terus menerus dengan skala yang intens, ditambah lagi dengan adanya variasi pola keterbatasan aliran udara. Prevalensi asma terus meningkat di Jawa Tengah dengan kejadian tertinggi di tingkat nasional berada pada usia 25 – 34 tahun. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi kejadian tersebut adalah kafein. Kafein memiliki kandungan zat teofilin yang mampu menjadi bronkodilator yang memiliki fungsi mengontrol gejala asma dan memperbaiki fungsi paru. VEP1 (Volume Eskpirasi Paksa Detik Pertama) adalah volume ekspirasi paksa dalam 1 detik pertama yang dapat menjadi salah satu parameter untuk menilai fungsi paru pasien asma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis hubungan konsumsi kafein dengan VEP1 (Volume Eskpirasi Paksa Detik Pertama)
% prediksi pada pasien asma dewasa.

Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien asma yang berobat di klinik paru BBKPM (Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat) Surakarta pada bulan Oktober – Desember 2018 sebanyak 67 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner konsumsi kafein dan pemeriksaan VEP1  % prediksi menggunakan spirometri di laboratorium. Data dianalisis secara statistik dengan uji korelasi Spearman.

Hasil: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai nilai r= 0,128 yang menunjukkan terdapat korelasi lemah antara dua variabel dengan arah korelasi positif, dengan nilai p= 0,302 yang menunjukkan bahwa antara konsumsi kafein dan VEP1 % prediksi tidak terdapat korelasi yang bermakna secara statistik.

Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi kafein dengan VEP1 % prediksi pada pasien asma dewasa dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi positif