Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pertimbangan Judex Juris  yang menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencucian uang secara bersama-sama dengan Pasal 256 jo Pasal 193 ayat (1) Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana, dan untuk mengetahui kesesuaian Judex Factie dalam mempertimbangkan alat-alat bukti yang sah sehingga membebaskan Terdakwa dari tindak pidana pencucian uang secara bersama-sama dengan Pasal 184 jo Pasal 253 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum normatif atau doktrinal, bersifat preskriptif dan terapan. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, pengumpulan bahan hukum dengan cara studi pustaka, menggunakan pendekatan kasus dan teknik analisis bahan hukum menggunakan metode silogisme dan interpretasi dengan menggunakan pola berpikir deduktif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pertimbangan Mahkamah Agung yang membatalkan putusan judex factie dimana judex factie memutus terdakwa bebas dari segala dakwaan dan kemudian Mahkamah Agung memutus Terdakwa dijatuhi pidana telah sesuai dengan Pasal 256 jo Pasal 193 ayat (1) KUHAP. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa kesalahan judex factie dalam mempertimbangkan alat-alat bukti yang sah sehingga membebaskan terdakwa dari segala dakwaan tidak sesuai dengan Pasal 184 khususnya ayat (1) KUHAP karena kesalahan tersebut maka penuntut umum mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung sesuai dengan Pasal 253 khususnya ayat (1) huruf a KUHAP.
Kata Kunci: Pembebasan Terdakwa, Judex Factie, Pencucian Uang, Kesalahan Penilaian Pembuktian