Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan teknologi serta perubahan persepsi mengenai teknologi di kalangan elite intelektual selama proses modernisasi di Jawa pada kisaran tahun 1842-1930. Modernisasi – yang ditandai dengan mekanisasi teknologi – dengan cepat mengubah keadaan sosial-ekonomi di Jawa, dan dengan perubahan ini para elite intelektual mau tidak mau harus segera mengikuti perubahan. Permasalahannya adalah, dasar serta sebagian besar proses modernisasi ini tidak datang dari dalam masyarakat Jawa, tetapi terjadi di Eropa dengan segala keterbatasan bagi orang-orang dan intelektual Jawa untuk mengikuti perkembangan yang terjadi. Begitu arus modernisasi ini akhirnya mencapai Jawa, sebagian besar masyarakat Jawa hanya bisa terpaku saja melihat segala perubahan yang terjadi dengan cepat. Penelitian ini berusaha melihat bagaimana intelektual Jawa bereaksi ketika pertama kali bersentuhan dengan teknologi mekanis modern dan seberapa jauh teknologi mekanis mengubah cara pikir dan persepsi kaum intelektual, juga sejauh apa usaha yang dilakukan untuk mengejar ketertinggalan ini.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari tahapan Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik sumber, interpretasi dan Historiografi. Sumber sezaman seperti dokumen-dokumen, surat kabar, naskah dan catatan-catatan yang sezaman dan berhubungan langsung dengan proses sejarah yang diteliti  menjadi sumber  yang diutamakan  dalam penulisan ini. Misalnya digunakan majalah Kopiist dan de Indische Gids, digunakan juga koran seperti Het Nieuws van de Dag. Sumber lain misalnya digunakan pidato Sosrokartono pada tahun 1889 yang disampaikan di Belanda dan surat-surat Kartini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada kemunduran besar dalam khazanah teknologi Jawa yang periodenya bersamaan dengan masa kolonisasi Belanda. dengan begitu ketika modernisasi datang ke tanah Jawa, masyarakat Jawa yang tidak memiliki pengetahuan akan khazanah teknologi, baik yang lama dan baru, sangat kagum dengan segala kemajuan yang terlihat. Hal ini menimbulkan ambisi di dalam kalangan intelektual untuk mengejar ketertinggalan dan turut menguasai teknologi. Tetapi karena kurikulum serta masalah-masalah dalam bidang pendidikan, termasuk karena sedikit sekali kaum intelektual yang tetap menggeluti bidangnya ketika berkuliah, teknologi tetap bukan bidang yang dikuasai oleh orang-orang Jawa.

Kata kunci : Persepsi, Elite, Intelektual, Modernisasi