Penulis Utama : Panji Ardiyansyah
NIM / NIP : K2514049
×

Limbah kecap (ampas kedelai) merupakan sisa pengolahan kecap yang memiliki nilai ekonomis rendah dan banyak ditemukan di Indonesia. Berdasarkan Banyaknya serta Nilai Barang Hasil Produksi menurut Jenis Barang tahun 2015 produksi kecap di Indonesia mencapai 3.715.014 kg. (BPS, 2015). Dalam satu kali produksi kecap menghasilkan sebesar 59,7% limbah kecap (ampas kedelai). (Tim Laboratorium Fakultas Peternakan IPB, 2012). Kandungan protein 20% s/d 27% dan NaCl 20,60% pada limbah kecap (ampas kedelai) dapat menimbulkan polusi berat pada perairan bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah kecap (ampas kedelai) yaitu dengan mengolahnya menjadi bahan bakar padat alternatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan limbah kecap (ampas kedelai) menjadi bahan bakar padat alterntif menggunakan proses termokimia berupa perlakuan hydrothermal.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi suhu 160°C, 190°C dan 220°C; holding time 30 menit dan 60 menit; dan variasi komposisi antara limbah kecap (ampas kedelai) dan air, yaitu 1:4 dan 1:5 pada suhu 190°C. Pengambilan data menggunakan pengujian nilai kalori untuk nilai kalor dan pengujian proksimat berdasarkan ASTM D-3173 untuk kadar air, ISO 562 untuk kadar volatil, ASTM D-3174 untuk kadar abu dan kadar karbon.
Hasil pengujian berdasarkan variasi suhu dan variasi holding time menunjukkan nilai kalor tertinggi (3866,1128 kal/gr), kadar karbon tertinggi (26,4948%), kadar air terendah (1,7691%), kadar volatile terendah (62,9821%) dan kadar abu terendah (8,6351%). Sedangkan, berdasarkan variasi komposisi dan variasi holding time menunjukkan nilai kalor tertinggi (3546,3636 kal/gr), kadar karbon tertinggi (20,3151%), kadar air terendah (1,7074%), kadar volatile terendah (68,5812%) dan kadar abu terendah (8,3718%). Nilai kalor tertinggi yang dihasilkan sesuai dengan nilai kalor batubara lignite (3511-4610 cal/gr) berdasarkan standar nilai kalor batubara menurut American Standard Testing and Mineral (ASTM). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah kecap (ampas kedelai) menggunakan Teknologi hydrothermal mampu menghasilkan bahan bakar padat alternatif setara dengan batubara lignite.

Kata Kunci : teknologi hydrothermal, limbah kecap (ampas kedelai), suhu, holding time, komposisi

×
Penulis Utama : Panji Ardiyansyah
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K2514049
Tahun : 2019
Judul : Analisis Pemanfaatan Limbah Kecap (Ampas Kedelai) sebagai Bahan Bakar Padat Alternatif menggunakan Teknologi Hydrothermal
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2019
Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Mesin
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Prog Studi Pendidikan Teknik Mesin-K2514049-2019
Kata Kunci : teknologi hydrothermal, limbah kecap (ampas kedelai), suhu, holding time, komposisi
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Eng Nugroho Agung Pambudi, M.Eng.
2. Dr. Eng. Herman Saputro, M.Pd., M.T.
Penguji :
Catatan Umum : Lamp unpublish
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.