Penulis Utama : Tomi Setiyono
NIM / NIP : H0503078
× ABSTRAK Kelinci termasuk pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar dengan baik. Oleh karena itu dalam ransum yang diberikan pada kelinci ditambah dengan feed additive untuk meningkatkan kerja saluran pencernaan. Feed additive yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung temulawak. Temulawak mengandung kurkumin yang dapat meningkatkan nafsu makan dan memperlancar proses pencernaan, sehingga dengan penambahan tepung temulawak diharapkan mampu meningkatkan daya cerna kelinci terhadap ransum yang diberikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan level penambahan tepung temulawak dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada kelinci lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan di desa Gulon, Jebres, Surakarta selama 8 minggu dimulai pada 28 November 2007 sampai 8 Januari 2008 dan analisis pakan dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pakan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Materi penelitian ini menggunakan kelinci lokal jantan berumur ± 2 bulan dengan berat badan 727,79 ± 97,30 g. Ransum terdiri dari hijauan jerami kacang tanah (rendeng), konsentrat yang terdiri dari bekatul, dedak jagung, bungkil kedelai, tepung ikan dan tepung temulawak. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 4 macam perlakuan (P0, P1, P2, dan P3), setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 2 ekor kelinci lokal jantan. Perlakuan yang diberikan meliputi P0 (70% rendeng + 30% konsentrat), P1 (70% rendeng + 30% konsentrat + 2% tepung temulawak), P2 (70% rendeng + 30% konsentrat + 4% tepung temulawak), dan P3 (70% rendeng + 30% konsentrat + 6% tepung temulawak). Dari hasil penelitian didapatkan data masing- masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut untuk konsumsi bahan kering adalah 45.86; 64.27; 51.24; dan 52.42 gram/ekor/hari, konsumsi bahan organik adalah 39.95; 54.60; 42.35; dan 42.51 gram/ekor/hari, kecernaan bahan kering adalah 61.71; 72.81; 76.04; dan 79.21 %, dan kecernaan bahan organik adalah 75.60; 77.91; 80.57; dan 82.63 %. Analisis variansi menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata pada semua perlakuan dan parameter yang diamati. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah penambahan tepung temulawak sampai level 6% dari total ransum tidak meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada kelinci lokal jantan. Kata kunci: kelinci lokal jantan, tepung temulawak, kecernaan.
×
Penulis Utama : Tomi Setiyono
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0503078
Tahun : 2008
Judul : Pengaruh penambahan tepung temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada kelinci lokal jantan
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Pertanian - 2008
Program Studi : S-1 Produksi Ternak
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Pertanian-Jur. Studi Peternakan-H.0503078-2008
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Wara Pratitis, S.Pt., MP
2. Ir. Pudjo Martatmo, MP
Penguji :
Catatan Umum : 551/2008
Fakultas : Fak. Pertanian
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.