×
Latar Belakang: Prevalensi prolaps organ panggul di dunia masih tinggi dan sering menyebabkan ketidaknyamanan pada wanita penderitanya sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup. Pasien prolaps organ panggul dengan terapi operatif mempunyai kualitas hidup yang lebih baik daripada pasien dengan terapi konservatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kualitas hidup pada pasien pasca operasi lebih baik dibandingkan pra operasi prolaps organ panggul. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek adalah pasien wanita di bangsal dan poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi, Surakarta selama Januari 2019 dan pasien lama yang telah menjalani operasi prolaps organ panggul antara Juni 2018 – Januari 2019. Subjek yang mempunyai riwayat penyakit kronis dan riwayat operasi prolaps organ panggul sebelumnya tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Total subjek adalah 14 orang. Kualitas hidup pasien prolaps organ panggul diukur menggunakan kuesioner PQOL versi Bahasa Indonesia yang terdiri dari sembilan domain, yaitu persepsi kesehatan umum, dampak prolaps, keterbatasan peran, keterbatasan fisik, keterbatasan sosial, hubungan pribadi, emosi, energi/kebutuhan istirahat, dan derajat keparahan. Data dianalisis menggunakan uji t dependent dengan tingkat kemaknaan ?=0,05. Hasil: Kualitas hidup pada pasien pasca operasi prolaps organ panggul lebih baik dibandingkan pra operasi. liSimpulan: Kualitas hidup pasien pasca operasi prolaps organ panggul lebih baik dibandingkan kua tas hidup pasien pra operasi prolaps. Terapi operatif dapat menjadi terapi pilihan bagi pasien yang mengalami efek samping dari terapi konservatif.
Kata kunci: kualitas hidup, terapi operatif, prolaps organ panggul.