Penulis Utama : Akhlis Syamsal Qomar
NIM / NIP : K4415004
×

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan (1) kondisi sosial politik Madiun setelah perjanjian Giyanti 1755, (2) latar belakang perlawanan Raden Ronggo Prawirodirjo III terhadap kolonialisme Belanda tahun 1810, (3) jalannya perlawanan Raden Ronggo Prawirodirjo III terhadap kolonialisme Belanda tahun 1810, (4) relevansi perlawanan Raden Ronggo Prawirodirjo III terhadap kolonialisme Belanda tahun 1810 bagi pengembangan materi mata kuliah Sejarah Lokal.
Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber yang digunakan yaitu sumber primer dan sekunder berupa arsip Residensi Yogyakarta 1724-1903, babad, majalah, dan pustaka berupa buku-buku. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan teknik studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis historis. Prosedur penelitian dilaksanakan meliputi tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Madiun masuk daerah mancanegara wetan Kasultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh bupati Raden Ronggo Prawirodirjo I (1755-1784), Raden Ronggo Prawirodirjo II (1784-1796) dan Raden Ronggo Prawirodirjo III (1796-1810) pada lima dekade pasca perjanjian Giyanti pada 1755. Daerah mancanegara wetan banyak yang tidak berpenghuni dan tidak ditanami, akibatnya pedesaan di pedalaman menjadi sarang bandit dan menimbulkan masalah pembagian batas-batas antara wilayah Kasunanan dan Kasultanan yang menjadi sumber instabilitas bagi hubungan antara keduanya. (2) Latar belakang perlawanan Raden Ronggo Prawirodirjo III yaitu adanya perubahan praktek feodal seremonial di keraton dan membatasi kekuasaan penguasa pribumi pada urusan-urusan tertentu, tuntutan agar pengelolaan hutan-hutan jati milik Sultan di wilayah mancanegara wetan diserahkan kepada pemerintah kolonial dan tuduhan keterlibatan Raden Ronggo Prawirodirjo III dalam peristiwa penyerangan lintas perbatasan Madiun dan Ponorogo pada 31 Januari 1810. (3) Jalannya perlawanan dimulai saat Raden Ronggo Prawirodirjo III memproklamirkan perlawanan pada 20 November 1810 hingga tewasnya pada 17 Desember 1810. Tewasnya Raden Ronggo Prawirodirjo III mempercepat perubahan wilayah mancenagara wetan ke arah zona ekonomi di bawah kekuasaan kolonial sepenuhnya. (4) Relevansi penelitian ini bagi pengembangan materi mata kuliah Sejarah Lokal yaitu sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan tentang historiografi Sejarah Lokal dengan corak studi lokal yang memfokuskan pada suatu peristiwa tertentu (evenement) khususnya di Madiun.
Kata kunci : perlawanan, kolonialisme, sejarah lokal

 

×
Penulis Utama : Akhlis Syamsal Qomar
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K4415004
Tahun : 2019
Judul : Perlawanan Raden Ronggo Prawirodirjo III terhadap Kolonialisme Belanda Tahun 1810 dan Relevansinya Bagi Pengembangan Materi Mata Kuliah Sejarah Lokal
Edisi :
Imprint : Surakarta - FKIP - 2019
Program Studi : S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-FKIP Jur. Pendidikan Sejarah-K4415004-2019
Kata Kunci : perlawanan, kolonialisme, sejarah lokal
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Tri Yunianto, M.Hum
2. Dr. Musa Pelu, M.Pd.
Penguji :
Catatan Umum : Lamp unpublish
Fakultas : Fak. KIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.