×
Penelitian ini bertujuan untuk memahami tindak kekerasan berupa perkelahian antar pelajar yang terjadi di kota Surakarta khususnya sekolah negeri, mengetahui gambaran tentang tindak perkelahian antar pelajar dari sudut pandang para siswa dan mengetahui upaya yang telah dilakukan dalam mencegah dan menangani tawuran antar pelajar yang dirasakan oleh siswa di SMA N 8 Surakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory.
Pengumpulan data berasal dari wawancara. Wawancara dilakukan secara mendalam (in depth interview) dengan informan yang terdiri dari 5 orang siswa, dan seorang guru bimbingan konseling. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan informan dengan cara purposive. Dalam melakukan uji validitas data, yang dilakukanya itu dengan metode cara pengumpulan data yang berbeda dan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang terdiri dar ireduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mendapatkan hasil sebagain berikut: (1) alasan siswa melakukan perkelahian antar pelajar adalah (a) Terhadap sekolah lawan merupakan musuh bebuyutan sejak dahulu (b) Sebagai bentuk solidaritas kepada teman. (2) Perkelahian antar pelajar yang terjadi di SMA N 8 Surakarta telah mengalami penurunan sejak 2015 lalu hingga saat ini tidak lagi terjadi. (3) Peran sekolah dalam menyikapi perkelahian yang dilakukan oleh pelajar sekolahnya adalah dengan memperketat pelaksanaan dan pengawasan peraturan.
Dalam fenomena perkelahian antar pelajar yang dilakukan oleh pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, apa yang dijelaskan oleh para siswa sekolah tersebut menjadi suatu dampak dari disfungsi system sekolah seperti yang diungkapkan Robert K. Merton. Selanjutnya para siswa kemudian belajar mengenai pertikaian antar sekolah tersebut melalui gagasan dan konstruski berpikir Albert Bandura yaitu dari fenomena belajar social yang diungkapkanpadaTeoriBelajarSosial.Tingkat perkelahian antar pelajar telah mengalami penurunan terutama pada sekolah berbasis negeri di Surakarta. Salah satu alasan tingkat perkelahian antar pelajar di kota Solo lebih rendah dibandingkan kota-kota besar lainnya adalah karena kebudayaan Jawa yang masih kental di kota Solo.
Kata kunci: Perkelahian,Musuh,Kelompok, Pelajar.