×
Pisang merupakan salah satu komoditas unggul hortikultura yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi buah nasional. Kendala utama budidaya tanaman pisang dalam 20 tahun terakhir adalah adanya penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc). Layu fusarium dapat menyebabkan penurunan produksi pisang. Layu fusarium bersifat parasit lemah yang dapat menyerang tanaman dalam kondisi rentan. Penggunaan fungisida untuk mengendalikan patogen dapat meninggalkan residu yang mampu menyebabkan pencemaran lingkungan, matinya mikroorganisme non target dan serangga bermanfaat serta gangguan kesehatan manusia. Alternatif pengendalian yang dapat dilakukan untuk mendukung pertanian keberkelanjutan adalah dengan pengendalian hayati menggunakan mikroorganisme antagonis yang dapat hidup di dalam tanah. Beberapa bakteri rizosfer dan endofit dilaporkan berperan sebagai agens pengendalian hayati termasuk Streptomyces dan Bacillus. Agens pengendalian hayati (APH) memiliki peran ganda selain dapat menekan perkembangan penyakit juga mampu menyediakan unsur hara tanaman sehingga memacu pertumbuhan yang secara tidak langsung meningkatkan ketahanan tanaman. Penelitian bertujuan mengkaji kemampuan Streptomyces dan Bacillus yang diaplikasikan baik secara kombinasi maupun tunggal dalam mengendalikan layu fusarium baik secara langsung melalui penghambatan antagonis dan secara tidak langsung dengan induksi pertumbuhan sebagai induksi resistensi tanaman. Tujuan kombinasi adalah untuk mengoptimalkan peran antar APH yang bersifat kompatibel dalam menekanĀ Foc dan untuk mengurangi resiko kegagalan aplikasi di lapang.