Kentang (Solanum tuberosum L) adalah salah satu dari 5 produk unggulan komoditas pertanian di Indonesia. Permintaan kentang yang meningkat setiap tahunnya dapat menjadikan peluang usahatani kentang menguntungkan bagi petani. Jawa Tengah menjadi provinsi kedua penghasil kentang terbanyak se Indonesia dengan total produksi 269.476 ton atau 23,4%. Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang adalah salah satu daerah yang memiliki potensi untuk budidaya kentang di Jawa Tengah. Produktivitas kentang yang fluktuatif masih dapat ditingkatkan melihat potensi Kecamatan Getasan yang memiliki kondisi alam yang mendukung untuk pengembangan budidaya kentang. Didukung dengan tren produksi kentang yang positif, harga kentang yang stabil dan peluang usahatani yang masih diperlukan untuk mencukupi kebutuhan nasional membuat usahatani kentang yang berada di Kecamatan Getasan layak untuk diteliti supaya dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya, penerimaan, keuntungan dan efisiensi usahatani, mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam usahatani kentang, dan merumuskan alternatif strategi pengembangan usahatani kentang di Kecamatan Getasan.

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitis. Metode pengambilan lokasi secara purposive dan pengambilan sampel dengan metode Proporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, pencatatan, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan meliputi: (1) Analisis Keuntungan, Kelayakan Usahatani: (2) Analisis SWOT: (3) Analisis QSPM.

Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata biaya usahatani kentang di Kecamatan Getasan sebesar Rp 9.395.900,-, penerimaan sebesar Rp 16.588.600,-, sehingga keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 7.192.700,- per usahatani (0,134 Ha). R/C ratio sebesar 1,77 dan B/C ratio sebesar 0,77 berarti usahatani menguntungkan dan layak diusahakan. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah usahatani kentang menguntungkan dan layak diusahakan dengan skor 0,480 dan yang menjadi kelemahan utama adalah biaya usahatani awal yang dibutuhkan besar dengan skor 0,228. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah harga kentang di tingkat petani baik dan stabil dengan skor 0,472 dan yang menjadi ancaman utama adalah hasil panen kentang sangat bergantung pada cuaca dengan skor 0,218. Alternatif strategi pengembangan usahatani kentang di Kecamatan Getasan adalah: (1) Menjaga dan meningkatkan kuantitas produksi kentang untuk memenuhi permintaan pasar, (2) Memperluas jangkauan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi, (3) Pengembangan teknologi usahatani, (4) Peningkatan modal usahatani melalui pembinaan dan dukungan dari pemerintah, (5) Meningkatkan pengetahuan dan teknologi dalam mengantisipasi perubahan cuaca ekstrem dan hama penyakit, (6) Mencari mitra konsumen kentang yang saling menguntungkan, (7) Melakukan inovasi teknologi dan pembinaan mengenai pengendalian hama. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usahatani kentang di Kecamatan Getasan adalah menjaga dan meningkatan kuantitas produksi kentang untuk memenuhi permintaan pasar. Petani kentang diharapkan dapat mengelola usahataninya dengan optimal seperti dalam penggunaan input menggunakan bibit berkualitas, pemberian pupuk tambahan yang cukup untuk menunjang tanaman kentang dan melakukan pengendalian hama terpadu sehingga dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan keuntungan maksimal serta dapat menerapkan prioritas strategi yang telah dihasilkan dalam penelitian ini.