Penulis Utama : Moh. Khodiq Duhri
NIM / NIP : C0203034
× ABSTRAK Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana ragam penggunaan pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia? (2) Bagaimana perilaku sintaksis pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia? (3) Bagaimana tingkat keeratan pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia? (4) Bagaimanakah perilaku morfologis pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan ragam penggunaan pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia. (2) Mendeskripsikan perilaku sintaksis pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia. (3) Mendeskripsikan tingkat keeratan pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia. (4) Mendeskripsikan prilaku morfologis pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode distribusional, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ekspansi atau perluasan dan teknik substitusi atau penggantian. Berdasarkan analisis data, peneliti memberi simpulan bahwa terdapat: (1) Secara umum penggunaan pewatas dapat mempunyai kecenderungan lebih bersifat formal dibandingkan dengan penggunaan pewatas bisa. Hal ini dibuktikan dengan lebih banyak ditemukannya data pewatas bisa pada sumber data ragam jurnalistik (49:18) dan ragam sastra (73:12), namun tidak ditemukan dalam ragam hukum (0:26) dan ragam pidato resmi (0:24) seperti halnya pewatas dapat. Ditambah lagi dari hasil pengamatan terhadap ragam ilmiah, penggunaan pewatas dapat lebih dominan dibandingkan dengan pewatas bisa (9:28). Pada ragam iklan, penggunaan pewatas bisa dan dapat adalah (8:9). (2) Perilaku sintaksis pewatas bisa dan dapat dalam bahasa Indonesia berdasarkan kesamaan fungsi, yaitu sebagai pewatas verba dan pewatas adjektiva. (3) Tingkat keeratan pewatas bisa dan dapat dengan kata yang diwatasinya bersifat tidak tetap. Hal ini dibuktikan dengan adanya kategori lain yang mampu diletakkan di antara pewatas bisa atau dapat dan kata yang diwatasinya. Kategori tersebut adalah, adverbia, pronomina, dan ketegori fatis. (4) Berdasarkan hasil uji coba terhadap perilaku morfologis, kata dapat lebih banyak mengalami proses morfologis daripada kata bisa. Hasil afiksasi terhadap kata dapat menghasilkan kata mendapat, terdapat, didapat, sedapat (prefiks), dapatkan, dapatnya (sufiks), mendapatkan, mendapati, didapatkan, pendapatan, sedapatnya, kedapatan (konfiks), sedangkan kata bisa hanya mampu menghasilkan proses morfologis yaitu sebisa, bisanya, sebisanya. Penurunan kata bisa dan dapat dengan reduplikasi atau perulangan mempunyai tiga macam bentuk. 1) Dasar + Dasar misal bisa-bisa, dapat-dapat. 2) Dasar + (Dasar + Sufiks) misal bisa-bisanya, dapat-dapatnya. 3) Prefiks + (Dasar + Dasar) + Sufiks misal sebisa-bisanya, sedapat-dapatnya.
×
Penulis Utama : Moh. Khodiq Duhri
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0203034
Tahun : 2008
Judul : Pewatas “bisa” dan “dapat” dalam bahasa indonesia: suatu tinjauan deskriptif
Edisi :
Imprint : Surakarta - FSSR - 2008
Program Studi : S-1 Sastra Indonesia
Kolasi :
Sumber : UNS-FSSR Jur. Sastra Indonesia-C.0203034-2008
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. D. Edi Soebroto
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.