×
Konversi lahan pertanian adalah penggunaan lahan pertanian untuk penggunaan fungsi nonpertanian, seperti industri, perumahan, jalan, dan lain-lain. Konversi lahan pertanian menjadi ancaman yang serius karena dampaknya yang bersifat permanen. Permasalahan konversi lahan berkaitan pada kesesuaian tata ruang wilayah, manfaat ekonomi, dan dampaknya pada lingkungan. Fenomena konversi lahan seringkali terjadi di beberapa daerah di Indonesia, Pulau Jawa merupakan daerah yang mengalami konversi tertinggi, yaitu sebesar 54%. Kota Tegal diproyeksikan sebagai kota pelayanan dengan fungsi perdagangan, jasa, industri, dan maritim, berada di jalur Pantura yang merupakan pusat kegiatan wilayah Jawa Tengah. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Tegal berkembang pesat. Kemajuan pertumbuhan ekonomi yang pesat mendorong berkembangnya pembangunan kota yang akan berdampak pada penggunaan lahan pertanian untuk penggunaan nonpertanian. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi laju konversi lahan pertanian di Kota Tegal dua puluh lima tahun terakhir (tahun 1993-2017) dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi konversi lahan pertanian ke penggunaan nonpertanian di Kota Tegal selama kurun waktu dua puluh lima tahun terakhir (1993-2017).
Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) di Kota Tegal. Jenis dan sumber data menggunakan data sekunder (time series) selama 25 tahun terakhir (1993-2017). Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis yang digunakan adalah laju pertumbuhan konversi lahan pertanian dan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dengan menggunakan program SPSS 17.0.
Rata-rata laju konversi lahan pertanian di Kota Tegal sebesar -2,07% terjadi setiap tahun. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap konversi lahan pertanian di Kota Tegal, yaitu jumlah penduduk, panjang jalan, dan jumlah sekolah. Sedangkan variabel bangunan dan pekarangan tidak berpengaruh nyata terhadap konversi lahan pertanian di Kota Tegal