Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai keabsahan saksi-saksi di dalam akta syariah yang ditetapkan oleh Undang-Undang nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris serta kesesuaian saksi dalam akta syariah yang dibuat dihadapan notaris dan akibat hukum akta syariah menurut perspektif Hukum Islam. 

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumen. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan model interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saksi-saksi dalam akta syariah berdasarkan Hukum Islam yaitu Al-Qur’an menyebutkan bahwa saksi dalam akta syariah harus melibatkan dua orang saksi laki-laki yang adil, islam, baligh, dan merdeka. Jika tidak ada dua orang saksi laki-laki maka boleh seorang saksi laki-laki dan dua orang saksi perempuan

UUJN belum mengatur mengenai ketentuan saksi secara syariah sehingga pembuatan akta syariah berdasarkan UUJN memiliki akibat hukum yang tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Islam. Menurut perspektif Hukum Islam, jika saksi dalam akta syariah tidak memenuhi prinsip syariah, maka akad tersebut menjadi akad yang batil.

Kata kunci : saksi, notaris, akta syariah