Penulis Utama : Debby Nirma Sari Sejahtera
NIM / NIP : G0014064
×

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit tuberkulosis paru (TB paru) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat secara global yang menduduki peringkat kedua sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit menular.  Indikator yang digunakan dalam mengevaluasi dan meningkatkan keberhasilan pengobatan TB paru adalah angka kesembuhan dan angka konversi. Konversi yang tinggi akan diikuti dengan kesembuhan yang tinggi. Asap rokok menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi konversi jika orang tersebut terpapar asap rokok dari lingkungannya yang disebut sebagai perokok pasif (secondhand smoker). pajanan asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi, sakit, kekambuhan bahkan kematian pada TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perokok pasif dan kejadian konversi BTA sputum setelah pemberian terapi tuberkulosis tahap intensif.

Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan studi kohort retrospektif yang dilakukan di poliklinik TB paru Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat di Surakarta. Pengambilan sampel secara consecutive sampling, sampel yang diambil sebanyak 71 orang terbagi ke dalam 2 kelompok berdasarkan status perokok pasif pasien tuberkulosis kasus baru. Kelompok Kontrol (KK) terdiri dari 35 pasien tuberkulosis kasus baru yang bukan perokok maupun perokok pasif, Kelompok Penelitian (KP) terdiri dari 36 pasien tuberkulosis kasus baru yang merupakan perokok pasif. Kedua kelompok telah menyelesaikan terapi tahap intensif secara lengkap dan rutin, kemudian diamati status konversi BTA pasien. Pengumpulan data melalui rekam medik dan data sewaktu sampel. Data dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Chi Square. Batas kemaknaan p < 0>

Hasil: Terdapat 1 penderita dari Kelompok Kontrol (KK) yang gagal mengalami konversi BTA sputum setelah menjalani terapi 2 bulan tahap intensif sedangkan dari Kelompok Penelitian (KP) terdapat 11 penderita yang gagal mengalami konversi. Analisis data menggunakan Chi Square dengan taraf signifikansi p < 0 xss=removed xss=removed>

Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perokok pasif dan kejadian konversi BTA sputum pada pasien TB paru kasus baru dengan BTA sputum positif yang telah menjalani terapi tuberkulosis tahap intensif. Pasien tuberkulosis yang merupakan perokok pasif memiliki kemungkinan untuk mengalami konversi BTA 10,694 kali lebih rendah daripada yang bukan merupakan perokok pasif maupun perokok aktif.
Kata Kunci : Perokok Pasif, Konversi Bta Sputum

 

×
Penulis Utama : Debby Nirma Sari Sejahtera
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : G0014064
Tahun : 2017
Judul : Hubungan Perokok Pasif dan Kejadian Konversi BTA Sputum setelah Pemberian Terapi Tuberkulosis Tahap Intensif
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Kedokteran - 2017
Program Studi : S-1 Pendidikan Dokter
Kolasi :
Sumber : UNS-F.Kedokteran, Prodi. Kedokteran- G0014064-2017
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Harsini, dr., Sp.P (K), FISR
2. Dr. Yusup Subagio, dr., Sp.P (K), FISR
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Kedokteran
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.