Penelitian ini ditujukan untuk (1) menginvestigasi kualitas materi yang digunakan untuk mengajar bahasa Inggris kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta, dan (2) menyusun buku latihan bahasa Inggris berbasis task-based learning sebagai sumber tambahan untuk mengajar di kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta. Penelitian dan pengembangan   dilakukan   dengan   3   langkah   dalam   penerapannya;   (a)   tahap eksplorasi, dimana terdiri dari studi pustaka, analisis buku, dan analisis kebutuhan. (b) tahap pengembangan model, dimana terdiri dari menyusun produk prototype, tahap validasi ahli, uji coba, dan penyempurnaan produk akhir.
Data dikumpulkan dengan menganalisi dokumen-dokumen, observasi, angket, wawancara, lembar validasi ahli, dan diskusi kelompok. Hasil dari tahap eksplorasi menunjukkan bahwa materi-materi bahasa Inggris yang digunakan untuk mengajar di kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta memiliki banyak kelemahan yang berujung kurangnya efektifitas dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, guru harus menemukan materi dari sumber lain  yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Setelah menganalisis kebutuhan, kekurangan, dan keinginan siswa melalui angket dan wawancara, peneliti lalu menyusun buku latihan bahasa Inggris sebagai sumber tambahan berbasis task-based learning yang memiliki langkah mengajar yang mirip dengan metodologi yang ada di kurikulum tetapi menekankan pada penggunaan bahasa  Inggris  dalam  mengerjakan  latihan. Selain  itu,  metodologi  ini  juga  dapat menstimulasi siswa untuk menjadi lebih aktif dan mencapai tujuan mengajar bahasa Inggris yang komunikatif.
Dalam tahap pengembangan, peneliti menyusun prototype berdasarkan hasil dari tahap eksplorasi dan beberapa teori yang ditemukan di study pustaka. Kemudian prototype tersebut dievaluasi dan divalidasi oleh 2 ahli di bidang TEFL. Beberapa perbaikan ditemukan dalam evaluasi dan peneliti memperbaiki prototype tersebut sebelum menguji cobakan kepada. Setelah diujicobakan, diskusi bersama diadakan untuk melakukan crosscheck dan angket disebarkan kepada siswa guna mengetahui respon siswa terhadap prototype tersebut. Hasil dari FGD dan angket lalu digunakan sebagai panduan untuk  memperbaiki prototype dan menyempurnakannya menjadi produk akhir.