Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi untuk mengubah karakter bangsa menjadi lebih baik untuk melahirkan generasi berbudi luhur melalui pendidikan. Pendidikan karakter dapat diberikan melalui berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui kebudayaan, karena mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya dengan kebudayaan. Strategi kebudayaan dapat dilakukan melalui berbagai rangkaian kegiatan yang bersifat formalitas, tetapi melalui kegiatan yang benar- benar dapat membudaya seperti kegiatan kesenian. Salah satu warisan kebudayaan bangsa yang saat ini masih digemari  yaitu kesenian pertunjukan wayang.
Penelitian ini berbentuk deskripsi kualitatif dan menggunakan metode  semiotika untuk mencapai temuan makna. Metode semiotika sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai persoalan yang terdapat dalam proses analisis karakter, makna simbol, dan busana yang dimiliki Gatutkaca.
Hasil yang diperoleh penelitian ini ada tiga. Pertama bahwa karakter tokoh Gatutkaca tercermin dalam nilai-nilai karakter. Kedua makna simbolis tokoh Gatutkaca dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Lakon Lahirnya Gatutkaca memiliki makna simbolis tentang pentingnya pendidikan dalam menciptakan generasi muda yang handal dan berkarakter, (2) pada cerita Kikis Tunggorono terdapat makna simbolis tentang menjadi seorang pemimpin harus melaksanakan amanah dalam mengatur segala urusan rakyatnya secara adil dan bijaksana, (3) pada lakon gugurnya Gatutkaca terdapat makna simbolis tentang hidup dan mati merupakan sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, dalam menjalani hidup diharapkan manusia selalu berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketiga terdapat makna simbolis busana Caping Basunanda, Kotang Antakusuma, dan Kasut Padakacarma yang merupakan cermin dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Kata Kunci: Simbol, Gatutkaca, Pendidikan Karakter