Permasalahan yang ada di Indonesia saat ini yaitu masih bergantungnya kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap beras dan gandum sehingga impor beras menjadi semakin tinggi. Garut merupakan salah satu makanan alternatif pengganti beras dan gandum yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Garut dapat menggantikan beras dan gandum karena pada kandungan garut terdapat karbohidrat yang cukup tinggi dan memiliki indek glikemik rendah.. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara mengurangi impor beras dan menggantinya dengan garut. Pengembangan tanaman garut dapat dilakukan dengan uji coba memacu pertumbuhan dan hasil tanaman garut sehingga produktivitas tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar pada bulan April 2017 sampai November 2017. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode percobaan RAKL (Rancangan Acak Kelompok Lengkap) dengan dua faktor perlakuan yaitu menggunakan pupuk organik dan dekomposer. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan,berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, jumlah umbi, diameter umbi, panjang umbi, dan berat umbi. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji F taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji DMRT dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dekomposer saja tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman garut, pemberian pupuk organik kambing, pupuk kandang sapi dan seresah daun jati mempunyai pengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman garut. Kombinasi pupuk organik kambing dan dekomposer meningkatkan jumlah anakan dibanding semua jenis pupuk tanpa dekomposer