Latar Belakang: Usia 0 – 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, atau disebut juga sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat terwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Prevalensi Balita BGM (Bawah Garis Merah) tahun 2017 tertinggi terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebesar 1.24 %. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemberian MP-ASI pada level individu dan level posyandu.
Metode penelitian: Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul pada bulan Oktober sampai November Tahun 2019. Pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan jumlah 200 ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan. Variabel dependen adalah praktik pemberian makanan pendamping ASI. Variabel independen meliputi berat badan lahir anak, status gizi anak, pengetahuan MP-ASI, pendidikan ibu, dan pendapatan keluarga. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, timbangan berat badan, dan pengukur tinggi badan. Data dianalisis menggunakan regresi logistik multilevel dengan Stata 13.
Hasil: Kemungkinan praktik pemberian MP-ASI yang baik meningkat dengan berat badan lahir anak ? 2500 gram (b= 2.51; 95% CI= 0.57 sampai 4.66; p= 0.012), status gizi anak normal -2.0 SD s/d 2.0 SD (b= 2.18; 95% CI= 0.33 sampai 6.42; p= 0.029), pengetahuan ibu tentang MP-ASI baik (b= 2.12; 95% CI= 0.16 sampai 4.38; p= 0.034), pendidikan ibu SMA/SMK dan perguruan tinggi (b= 2.10; 95% CI= 0.18 sampai 5.31; p= 0.036), dan pendapatan keluarga ? Rp 1,571,000 (b= 2.30; 95% CI= 0.34 sampai 4.32; p= 0.021). Terdapat pengaruh kontekstual posyandu dengan pemberian MP-ASI (ICC= 28.01%), yang artinya variasi praktik pemberian MP-ASI sebanyak 28.01 % dipengaruhi kontekstual posyandu yaitu strata posyandu.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh secara signifikan antara berat badan lahir anak, status gizi anak, pengetahuan MP-ASI, pendidikan ibu, pendapatan keluarga terhadap pemberian MP-ASI. Variasi pada level posyandu menunjukkan terdapat pengaruh kontekstual terhadap pemberian MP-ASI.

Kata kunci: Makanan Pendamping ASI, Posyandu
s multilevel pengaruh kontekstual posyandu terhadap praktik pemberian MP-ASI anak usia 6-24 bulan di Kabupaten Gunungkidul. Tesis. Pembimbing I : Prof. Dr. Yulia lanti Retno Dewi, dr., MSi, Pembimbing II : Dr. Isna  Qadrijati, dr., M.Kes. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar Belakang: Usia 0 – 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, atau disebut juga sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat terwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Prevalensi Balita BGM (Bawah Garis Merah) tahun 2017 tertinggi terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebesar 1.24 %. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemberian MP-ASI pada level individu dan level posyandu.
Metode penelitian: Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul pada bulan Oktober sampai November Tahun 2019. Pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan jumlah 200 ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan. Variabel dependen adalah praktik pemberian makanan pendamping ASI. Variabel independen meliputi berat badan lahir anak, status gizi anak, pengetahuan MP-ASI, pendidikan ibu, dan pendapatan keluarga. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, timbangan berat badan, dan pengukur tinggi badan. Data dianalisis menggunakan regresi logistik multilevel dengan Stata 13.
Hasil: Kemungkinan praktik pemberian MP-ASI yang baik meningkat dengan berat badan lahir anak