Latar Belakang : Daya beli pangan biasanya didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi rumah tangga untuk memperoleh bahan pangan yang ditentukan oleh besarnya alokasi pendapatan untuk pangan, harga bahan pangan yang dikonsumsi, dan jumlah anggota rumah tangga. Lebih dari 50% kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan rentan terhadap pangan dan kemampuan untuk membeli, sehingga mempengaruhi konsumsi terutama konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan hasil pemantauan status gizi tahun 2016 oleh Kementerian Kesehatan presentasi anak sekolah di NTT sebanyak 7,9% anak sekolah di NTT sangat kurus dan 14,5% kurus, hasil ini membuat NTT berada pada presentasi anak sekolah sangat kurus dan kurus tertinggi. Tujuan : Untuk menganalisis hubungan daya beli keluarga, konsumsi buah dan sayur dengan status gizi dan prestasi belajar pada anak sekolah dasar. Metode : Observasional analitik menggunakan design cross sectional. Jumlah sampel sebesar 107 orang diperoleh dengan simple random sampling. Variabel independen adalah daya beli keluarga, konsumsi buah dan sayur . Variabel dependen adalah status gizi, prestasi belajar. Data konsumsi buah dan sayur dengan menggunakan food frequency, daya beli diperoleh dari data kuesioner sedangkan status gizi dengan menghitung IMT/U dan prestasi belajar didapat dari hasil studi semester 2. Uji statisik yang digunakan adalah chi sguare. Hasil:. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya beli dengan status gizi (p=0,020)  dan hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dan sayur dengan status gizi (p=0,017). Terdapat hubungan yang signifikan antara daya beli dengan prestasi belajar (p=0,017)  dan hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dan sayur dengan prestasi belajar (p=0,033). Kesimpulan: ada hubungan antara daya beli, konsumsi buah dan sayur dengan status gizi dan prestasi belajar pada anak sekolah dasar.

Kata Kunci : daya beli, konsumsi buah dan sayur, status gizi, prestasi belajar