Keberadaan pasar tradisional yang semakin menurun dibandingkan pasar modern yang semakin lama semakin meningkat menjadi salah satu alasan terbentuknya Pasar Kebon Watu Gede. Sebagai salah satu pasar tradisional, Pasar Kebon Watu Gede berusaha mempertahankan keberadaannya melalui penggunaan modal sosial di masyarakat. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengkaji tentang penggunaan modal sosial Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti melibatkan beberapa informan untuk mendapatkan data tentang penelitian ini. Data-data yang diperoleh (transkrip wawancara, laporan observasi dan dokumentasi) didapatkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya dianalisis menggunakan teori modal sosial Fukuyama. Validitas data diuji menggunakan triangulasi sumber dimana data yang telah diperoleh dicocokkan dengan temuan data lain apakah konsisten atau tidak konsisten.
Hasil penelitian adalah dalam mendukung perekonomian, masyarakat menciptakan suatu pasar dengan konsep tradisional melihat perkembangan pasar modern yang pesat saat ini. Pasar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kondisi perekonomian masyarakat, tujuan diciptakan Pasar Kebon Watu Gede untuk menambah daya tarik masyarakat terhadap pasar tradisional. Terdapat 3 unsur pokok dari modal sosial Fukuyama yaitu berpartisipasi dalam jaringan, kepercayaan dan norma. Pertama, partisipasi dalam jaringan digunakan sebagai hubungan kerjasama untuk menciptakan tujuan bersama yaitu menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Kedua, kepercayaan digunakan agar masyarakat dapat berpartisipasi secara terus menerus dengan lancar di antara anggota masyarakat. Ketiga, norma sosial digunakan untuk menciptakan keteraturan agar sistem dalam Pasar Kebon Watu Gede dapat berjalan sesuai kesepakatan bersama.

Kata Kunci : Modal Sosial, Pasar Kebon Watu Gede, Pendapatan Masyarakat