×
Latar Belakang: Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global, dan remaja adalah salah satu kelompok usia yang rentan mengalami anemia. Anemia pada remaja putri berdampak buruk terhadap pertumbuhan fisik dan prestasi akademik. Remaja putri anemia cenderung tidak dapat tumbuh kembang optimal, sehingga menurunkan antusiasme belajar, daya ingat dan kehadiran di sekolah. Asupan zat gizi menjadi salah satu faktor penyebab anemia pada remaja putri. Asupan protein yang tidak adekuat mempengaruhi sintesis hemoglobin (Hb). Konsumsi diet tinggi lemak selain meningkatkan indeks massa tubuh (IMT), memicu terjadinya hypoferremia dan juga interaksi dengan mikromineral zink dan tembaga yang berkaitan dengan penyerapan zat besi dalam tubuh. Paparan senyawa Bisphenol A (BPA) juga dapat mengganggu regulasi estrogen dan memperberat kondisi anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar BPA plasma, asupan protein, lemak dan mikromineral dengan kejadian anemia pada remaja putri.
Subjek dan Metode: Penelitian cross-sectional ini dilakukan di 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Sukoharjo. Terdapat 120 remaja putri usia 13-18 tahun kelas X dan XI sebagai subjek penelitian, dengan kriteria inklusi tidak sedang menstruasi dan tidak mengalami kecacingan. Status anemia ditentukan berdasarkan kadar Hb dengan metode cyanmethemoglobin, asupan protein, lemak dan mikromineral dikumpulkan melalui wawancara food recall 2x24 jam dalam dua hari berbeda. Hubungan asupan protein, lemak dan mikromineral dengan anemia dianalisis menggunakan uji chi-square. Kadar BPA dan anemia dianalisis menggunakan regresi logistik sederhana dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan nilai p < 0>Hasil: Sebanyak 6,7% remaja putri dengan status gizi kurang dan 10% status gizi gemuk dan obesitas. Anemia ditemukan pada 37,5% remaja putri (25,84% anemia ringan, 10,83% anemia sedang dan 0,83% anemia berat). Asupan makronutrien dan mikromineral subjek lebih rendah dibandingkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG), kecuali asupan protein kelompok usia 16-18 tahun (84,89%). Tidak ada hubungan antara kadar BPA dan anemia (OR=0,906; p=0,804). Asupan protein berhubungan dengan kejadian anemia (OR=3,500, p=0,002). Asupan energi (OR=2,178), lemak (OR=2,207), karbohidrat (OR=1,586) dan zat besi (OR=1,833) berhubungan positif dengan anemia, tetapi secara statistik tidak bermakna. Hasil analisis multivariat, asupan protein tidak adekuat pada remaja putri meningkatkan risiko anemia 5,653 kali.
Kesimpulan: Prevalensi anemia yang tinggi ditemukan pada remaja putri dan asupan protein tidak adekuat merupakan faktor risiko penting anemia.
Kata kunci: anemia, remaja putri, protein, lemak, mikromineral